Tingkatkan Profesionalistas, Profesi Apoteker Akan Punya Spesialisasi

Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) tengah mengampanyekan rencana apoteker spesialis dengan dibentuknya KIFI (Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia).

KIFI berkoordinasi dengan IAI-APTFI (Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia) dan KFN (Komite Farmasi Nasional) telah menyusun naskah akademik pengembangan dan peningkatan profesionalitas apoteker berupa apoteker spesialis untuk farmasi klinik.

Tidak Hanya Dokter, Apoteker Juga Perlu Spesialisasi

Seperti dikutip dari gohitz.com, dituliskan bahwa dalam dunia kesehatan, peran apoteker tak bisa dianggap sepele karena ia bertugas mengelola ketersediaan dan penggunaan obat bagi pasien, terlebih di era program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini. Meski demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui, jika distribusi apoteker di Indonesia tidak merata, utamanya di daerah-daerah terpencil.

Hal itu terungkap dalam acara pra diskusi Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) tanggal 5 – 8 September 2017 di ICE BSD, Tangerang. “Pada awal diluncurkannya program JKN, pemerintah sudah berjanji untuk membangun jejaring apotik dengan melibatkan tenaga apoteker. Tetapi faktanya hingga kini jejaring apotik tersebut hanya menjangkau sebagian kecil apotik, sekitar 20 persen,” ujar Sekjen PP Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri Rustam Ssi, Apt., pada acara diskusi dengan media di Kantor Sekretariat IAI, Jakarta, Sabtu (2/9)

Ketua Umum PP IAI, Drs Nurul Falah Edi Pariang menjelaskan, puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan tingkat pratama masih banyak yang belum dilengkapi dengan tenaga kefarmasian. “Nah, PIT dan Rakernas IAI 2017 ini mengagendakan pembahasan terkait persoalan peran apoteker di era JKN dengan mengundang Menkes dan Dirjen Kefarmasian. Tujuannya untuk mendapatkan informasi lengkap sekaligus memberikan usulan kepada pemerintah,” jelasnya.

Menurutnya, PIT dan Rakernas IAI 2017 akan menghadirkan 4 pembicara penting dalam plenary session, yakni Menkes Nila F Moeloek, Menteri PAN & RA Asman Abnur, Kepala BPOM Penny Lukito, dan Apoteker IPF (International Pharmaceutical Federation) Lina Bahder. “Beberapa materi besar yang akan dibahas antara lain peningkatan peran apoteker dalam Program JKN, kerja sama dengan BPOM dalam meningkatkan pengawasan peredaran obat dari hulu ke hilir, serta advokasi sebagai bentuk kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional,” urai Nurul Falah.

Baca juga:  Swamedikasi Penyakit yang Sering Dialami Masyarakat

Selain itu, IAI juga tengah menggodok rencana apoteker spesialis dengan dibentuknya KIFI (Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia). “KIFI berkoordinasi dengan IAI-APTFI (Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia) dan KFN (Komite Framasi Nasional) telah menyusun naskah akademik pengembangan dan peningkatan profesionalitas apoteker berupa apoteker spesialis untuk farmasi klinik,” lanjutnya.

“Farmasi klinik itu menjelaskan setelah obat ditelan apa efek sampingnya bagi tubuh, dosisnya berbeda bagi anak-anak dan orang dewasa. Di luar negeri perkembangan farmasi klinik sudah sangat maju. Di sana, dokter yang mendiagnosa penyakit, sementara apoteker spesialis dari farmasi klinik yang akan merekomendasikan obatnya,” tandas Nurul Falah.

IAI Akan Kembangkan Apoteker Spesialis

Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) bekerjasama dengan PD Banten menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) dan Rakernas IAI bertema ‘Improving an Accessible and Trusted Pharmacist’ pada 5-8 September 2017 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten.

Ketua Umum PP IAI, Nurul Falah Edi Pariang menjelaskan, kegiatan tahunan IAI ini sebagai ajang komunikasi masyarakat farmasi dari lintas sektor meliputi praktisi, akademisi, dan birokrat.

“Ini menjadi salah satu sarana untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi apoteker dengan menghadirkan praktisi professional dari dalam dan luar negeri serta regulator. Membahas aturan-aturan organisasi dalam rangka menyiapkan layaway prima bagi anggota,”

terangnya, di Jakarta, Sabtu (2/9).

Diharapkan Menteri Kesehatan Nila Juwita Moeloek membuka kegiatan ini dan memberikan arahan. Menteri Pemberdayaaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abrur juga akan memberikan arahan khususnya terkait keberadaan apoteker yang berkedudukan sebagai pegawai pemerintah.

Selain itu, isu menarik yang akan dibahas adalah rencana dikembangkannya apoteker spesialis melalui dibentuknya KIFI (Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia) yang dilantik pada tahun lalu. KIFI berkoordinasi dengan IAI-APTFI (Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia) dan KFN (Komite Framasi Nasional) telah menyusun naskah akademik pengembangan dan peningkatan profesionalitas apoteker berupa apoteker spesialis untuk farmasi klinik.

Baca juga:  Kamu Mahasiswa Farmasi yang Merasa Salah Jurusan? Simak Ini!

“Farmasi klinik itu menjelaskan setelah obat ditelan apa efek sampingnya bagi tubuh, dosisnya berbeda bagi anak-anak dan orang dewasa. Di luar negeri perkembangan farmasi klinik sudah sangat maju. Disana dokter yang mendiagnosa penyakit sementara apoteker spesialis dari farmasi klinik yang akan merekomendasikan obatnya,” tegas Ketua Umum PP IAI, Nurul Falah Edi Pariang.

Menurutnya, farmasi klinik ini dapat dikembangkan di Indonesia, karena pendidikan di bidang tersebut sudah ada semenjak 10 tahun lalu di beberapa di universitas seperti di Unair, dan menjadi program magister farmasi klinik di 12 universitas. Tahapan menjadi apoteker spesialis mirip dengan dokter, pada awalnya berasal dari minat kemudian dokter-dokter tersebut berkumpul membentuk Kolegium dimana mereka akan dikukuhkan berdasarkan keahlian dan pengalamannya.

Setelah itu dokter akan bergabung dnegan universitas untuk membuat pengembangan akademik di bidang yang menjadi spesialisasinya itu. Untuk ke depan IAI sendiri, berharap sudah dapat membentuk apoteker spesialis yang bergerak di bidang Farmasi Klinis yang terbagi dalam beberapa sub spesialis seperti onkologi, sebab obat untuk kanker itu sangat spesifik dan toxik serta pediatri mengingat berbedanya dosis obat untuk anak-anak juga jenis penyakit yang diderita mereka. (Source: gohitz.com, sindotrijaya.com)

Tinggalkan komentar