Efek suatu obat terhadap seseorang dapat berbeda-beda dari yang diharapkan dikarenakan obat dapat berinteraksi dengan obat lainnya apabila seseorang mengonsumsi dua atau lebih obat (interaksi obat-obat), makanan, minuman, suplemen diet yang dikonsumsi (interaksi obat-nutrisi/makanan) atau adanya penyakit penyerta lainnya (interaksi obat-penyakit). Beberapa individu memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding yang lainnya dalam hal interaksi obat dan makanan bagi individu yang memiliki diet kurang, masalah kesehatan yang serius, pada anak-anak dan wanita hamil.
Ada beberapa makanan yang berinteraksi dengan obat dengan cara meningkatkan atau menurunkan efek obat yang dikonsumsi, malahan ada yang dapat menyebabkan efek samping yang serius. Efek samping umum dari makanan terhadap obat, antara lain perubahan yang dipengaruhi oleh absorpsi lemak, makanan tinggi protein dan diet serat. Ketersediaan (bioavailabilitas) suatu obat merupakan hal yang penting dalam parameter farmakokinetik obat yang berhubungan dengan efek klinis sebagian besar obat-obatan yang dikonsumsi tubuh.
Namun, dalam hal evaluasi relevansi klinis interaksi obat dan makanan, dampak asupan makanan terhadap efek klinis dari obat harus dipertimbangkan juga.
1. Pisang
Beberapa obat antihipertensi tertentu dan diuretik dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan apabila dikonsumsi bersama dengan pisang. Makanan kaya akan kalium, seperti pisang, jeruk, dan sayuran hijau sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat yang meningkatkan jumlah kalium dalam tubuh. Golongan obat ACEI, seperti Kaptopril, Enalapril, Lisinopril yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan diuretik hemat kalium tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi bersamaan dengan makanan kaya kalium.
Apa yang dapat terjadi?
Detak jantung yang tidak beraturan dan palpitasi merupakan gejala yang umumnya timbul pada pasien yang mengkonsumsi obat dengan pisang.
2. Susu
Komponen utama produk peternakan yang mengandung kalsium adalah susu, yogurt, dan keju yang dapat berinteraksi dengan beberapa antibiotik tertentu, seperti tetrasiklin, siprofloksasin, doksisiklin. Tetrasiklin sebaiknya dikonsumsi satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.
Apa yang dapat terjadi?
Tetrasiklin dapat berikatan dengan kalsium dan besi, membentuk khelat tak larut dan mempengaruhi bioavailabilitas obat.
3. Sayuran hijau
Sayuran hijau seperti kangkung, bayam, brokoli dan kubis kaya akan vitamin K. Vitamin ini sangat vital untuk produksi faktor pembekuan yang mencegah pendarahan, namun antikoagulan seperti warfarin memberikan efek dengan menghambat vitamin K
Apa yang dapat terjadi?
Asupan yang berlebih sayuran hijau dapat mengantagonis efek antikoagulan dan menghambat kerja obat.
4. Jus anggur
Pasien sebaiknya menghindari anggur atau minuman yang mengandung anggur ketika mengkonsumsi obat, khususnya obat penurun kolesterol, seperti golongan statin, contohnya Atorvastatin dan Lovastatin. Senyawa furanokumarin yang dikandung oleh buah anggur dapat meningkatkan potensi obat dengan cara berinteraksi dengan enzim yang ada di usus kecil dan hati.
Apa yang dapat terjadi?
Meminum jus anggur dapat meningkatkan jumlah obat yang sampai dalam darah sehingga dapat meningkatkan efek sampingnya, terutama dapat menimbulkan kelemahan otot dan nyeri pada kaki.
5. Makanan yang mengandung keju
Makanan yang mengandung tiramin (keju matang, anggur merah, pisang masak, yogurt, produk kedelai dan salami) atau biasa dikenal dengan “reaksi keju” dapat menyebabkan interaksi dengan inhibitor monoamin oksidase (MAOI), seperti Fenelzin, Tranilsipromin yang efektif pada pengobatan penyakit depresi.
Apa yang dapat terjadi?
Jika seseorang seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam amino tiramin, tekanan darah dapat meningkat. Sakit kepala merupakan gejala utama yang berkaitan dengan jantung yang berdegup kencang dan palpitasi serta komplikasi, contohnya aritmia kardia, gagal jantung, edema paru, dan kematian
6. Licorice
Akar kayu manis mengandung glisirizin dan asam glisiretinat. Likoris dapat menyebabkan retensi sodium dan deplesi kalium, sehingga dapat mengganggu berbagai jenis obat, seperti antihipertensi dan antiaritmia
Apa yang dapat terjadi?
Asupan likoris yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, edema, hipermineralkortikoidisme dan depresi sistem RAAS. Sistem ini bertanggungjawab mengatur regulasi tekanan darah sistemik, aliran darah ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus
7. Coca-cola
Dosis per hari dan frekuensi konsumsi NSAID, seperti Ibuprofen harus diturunkan ketika diminum bersama Coca-Cola. Asupan makanan kelihatannya tidak mempengaruhi penyerapan dari Diklofenak oral.
Apa yang dapat terjadi?
Terdapat peningkatan konsentrasi plasma yang signifikan ketika Ibuprofen diminum bersama dengan Coca-Cola, menandakan peningkatan absorpsi Ibuprofen.
Oleh Mahum Zulqarnain Pharm.D
University Of Central Punjab Pakistan.
Referensi:
- Bushra, R., Aslam, N., & Khan, A. Y. (2011). Food-drug interactions. Oman medical journal, 26(2), 77.
- Schmidt, L. E., & Dalhoff, K. (2002). Food-drug interactions. Drugs, 62(10), 1481-1502.
- Otles, S., & Senturk, A. (2014). Food and drug interactions: a general review. Acta Scientiarum Polonorum Technologia Alimentaria, 13(1), 89-102.
- Yeragani, V. K. (2009). Hypertensive crisis and cheese. Indian journal of psychiatry, 51(1), 65-66.