Daftar Jalur Masuk Jurusan Kedokteran dan Berbagai Tes yang Harus Dilalui

Jalur masuk fakultas kedokteran. Setelah mengetahui apa itu jurusan kedokteran beserta tantangan tantangannya, dan sobat muda tetap mempunyai minat dan motivasi yang tinggi untuk dapat bergabung di jenjang pendidikan ini, maka langkah selanjutnya yang harus dipelajari adalah bagaimana cara pendaftaran dan tips menembus fakultas kedokteran ini.

Berikut akan dijelaskan dengan lebih detail mengenai jalur masuk fakultas kedokteran dan berbagai bentuk tes yang harus dilewati.

A. Pendaftaran Jurusan Kedokteran

Pendaftaran jurusan kedokteran
umy.ac.id

Jika kamu ingin bergabung di jurusan kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maka jalur pendaftaran yang tersedia ada 2, yaitu:

1. Jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri)

Jalur SBMPTN ini ujian tesnya dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Ujian ini dapat dilakukan di daerah masing-masing sesuai domisili kita.

Misalnya, kamu berdomisili di Kota Padang dan kita berniat mengikuti jurusan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, maka kamu tetap dapat mendaftar secara online dan mengikuti ujian tersebut di kota domisili tempat tinggalmu, yaitu Kota Padang.

Selanjutnya pengumuman kelulusan ujiannya diumumkan serentak secara global di koran koran nasional dan website SBMPTN.

2. Jalur mandiri masuk kedokteran

Jalur mandiri ini disebut juga jalur ekstensi. Jadwal ujiannya dilakukan secara langsung di gedung Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tempat kamu mendaftar. Jadwal ujian jalur mandiri ini berbeda-benda di setiap PTN-nya.

Misalnya saja kamu berdomisili di Kota Bandung, Jawa Barat dan berniat ingin mendaftar di jurusan kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (UNAND) Kota Padang, Sumatra Barat, maka kamu harus datang langsung ke Kota Padang untuk mendaftar dan mengikuti ujiannya.

Selanjutnya pengumuman kelulusan ujian akan diumumkan secara khusus di lokasi PTN dan website Universitas Andalas (UNAND) saja.

Namun jika berminat mendaftar di jurusan kedokteran Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maka cara pendaftarannya adalah kita harus langsung mendaftarkan diri di gedung kampus PTS tersebut dan mengikuti ujian di sana pula.

B. Tes Tertulis Masuk Kedokteran

Tes tertulis masuk kedokteran
unib.ac.id

Setelah terdaftar sebagai peserta ujian masuk fakultas kedokteran maka hal penting yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian tes tertulis.

Mata pelajaran yang diujiankan adalah:

  1. Soal matematika dasar
  2. Soal matematika IPA
  3. Soal bahasa Inggris
  4. Soal biologi
  5. Soal fisika
  6. Soal kimia
  7. Soal bahasa Indonesia

C. Tes Potensi Akademik (TPA) Kedokteran

Tes potensi akademik (tpa) kedokteran
nasional.republika.co.id

Sejak 2009 lalu, salah satu bentuk tambahan ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri adalah Tes Potensi Akademik (TPA).

Baca juga:  5 Tahapan Menjadi Dokter Spesialis (Jenjang Pendidikan Jurusan Kedokteran)

Memang tidak semua institusi pendidikan menggunakan tes ini, akan tetapi tidak ada salahnya kita mengetahui dan mengenal tentang TPA, karena saat ini rata-rata seleksi fakultas kedokteran mengikutsertakan tes TPA ini dalam menjaring mahasiswanya.

Apa sih, TPA itu? TPA adalah sebuah tes untuk mengetahui kemampuan dan bakat seseorang di bidang keilmuan (akademik). Hasil TPA juga dapat mengukur kemampuan berkomunikasi dan bernalar calon mahasiswa. TPA ini identik dengan tes Graduate Record Examination (CRE) yang telah menjadi standar internasional.

Tes potensi akademik meliputi serangkaian tes yang berhubungan dengan:

1. Tes kemampuan logika

Tes ini mengukur kemampuan seseorang tentang penalaran dan pemecahan masalah secara logis. Tes ini berupa tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes logika cerita, serta tes logika diagram.

2. Tes numerik

Tes numerik digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur, dan logis matematis. Tes ini meliputi tes hitungan, tes seri angka, tes seri huruf, dan tes angka dalam cerita.

3. Tes verbal

Tes ini berfungsi mengukur kemampuan seseorang di bidang kata dan bahasa, seperti tes sinonim atau persamaan kata,tes antonim atau perlawanan kata, tes pengelompokan kata serta tes padanan hubungan kata.

4. Tes spasial atau gambar

Tes spasial berfungsi mengukur daya logika ruang seseorang, seperti tes padanan hubungan gambar, tes pengelompokan gambar, tes bayangan gambar, dan tes identifikasi gambar.

D. Tes Kesehatan Masuk Jurusan Kedokteran

Tes kesehatan masuk jurusan kedokteran
unsoed.ac.id

Setelah dinyatakan lulus tes tertulis dan tes TPA, baik itu tes melalui jalur SNMPTN dan jalur mandiri di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun lulus tes tertulis dan tes TPA di jalur mandiri di Perguruan Tinggi Swasta (PTS), biasanya kemudian fakultas kedokteran akan mengadakan tes kesehatan untuk calon mahasiswanya.

Jenis-jenis tes kesehatan yang akan dijelaskan di bawah ini tidak bersifat mutlak, terkadang salah satu institusi pendidikan memiliki jenis-jenis tes kesehatan yang berbeda sesuai dengan kebijakannya masing-masing.

Lalu apa saja tes kesehatan tersebut?

1. Pengukuran tinggi badan

Biasanya jurusan ilmu kesehatan mempunyai standar tinggi badan tersendiri bagi calon mahasiswanya. Syarat tinggi badan masuk fakultas kedokteran adalah 150 cm bagi calon mahasiswa perempuan dan 155 cm bagi calon mahasiswa laki-laki, namun ini sifatnya tidak mutlak.

2. Pengukuran berat badan

Pengukuran berat badan adalah salah satu syarat tes kesehatan selanjutnya yang wajib diukur. Biasanya tidak ada kriteria berat badan pasti, tetapi yang diharapkan adalah berat badan yang proposional.

Baca juga:  8 Peluang atau Prospek Kerja Kedokteran yang Menjanjikan

Jika ditemukan ada calon mahasiswa yang obesitas (kegemukan) biasanya diberi nasihat untuk dapat menjaga pola makan dan menstabilkan berat badannya kembali.

3. Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah yang normal adalah 100/60 mmhg sampai 140/90 mmhg.

Peserta diharapkan jangan terlalu panik dan stres ketika menghadapi tes kesehatan ini dan beristirahat dengan baik malam sebelumnya agar mendapatkan hasil tekanan darah yang normal, kecuali bagi calon mahasiswa yang memang sudah mempunyai riwayat hipertensi (tensi tinggi).

4. Kesehatan gigi

Kesehatan gigi akan dinilai untuk melihat tingkat kebersihan calon mahasiswa, maka alangkah lebih baiknya menjaga kesehatan gigi dan mulut secara dini, bukan hanya agar lulus tes saja tetapi juga demi kesehatan kita.

5. Tes pendengaran

Untuk tes pendengaran ini biasanya akan diperiksa menggunakan headset yang bertujuan mengetes telinga kanan dan kiri dalam merespons suara dengan tingkat decibel yang runtut.

Jika calon mahasiswa mengalami tuli pada kedua telinga maka kemungkinan tidak lulusnya masuk jurusan kedokteran sangat besar.

6. Tes buta warna

Jika kamu tidak mempunyai masalah dalam menentukan warna, maka tidak perlu cemas. Namun bagi calon maha siswa yang buta warna partial (sebagian) apalagi total maka sebaiknya tidak terlalu berharap banyak, karena tes buta warna ini menjadi syarat mutlak bagi profesi dokter.

7. Tes penglihatan

Calon mahasiswa akan dihadapkan pada tes penglihatan menggunakan kartu Snellen berupa susunan huruf-huruf yang bervariasi ukurannya.

Jangan cemas jika kamu menggunakan kacamata atau lensa kontak, karena biasanya tes ini hanya mencocokkan dengan kondisi mata sobat muda saat ini dan tidak bersifat mutlak jika penglihatan tidak mengalami gangguan yang terlalu fatal.

8. Tes rontgen atau X-ray

Tes ini melihat apakah calon mahasiswa mempunyai penyakit yang berbahaya atau tidak, misalnya penyakit TBC (Tuberculosis) yang dapat menular, kanker paru atau radang paru.

9. Tes urine

Tujuan melakukan tes urine ini adalah untuk melihat keterlibatan penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba. Bagi calon mahasiswa yang urinnya positif mengandung narkoba maka dapat dipastikan akan didiskualifikasi atau tidak diterima.

Selain itu, tes ini juga untuk melihat positif hamil atau tidaknya calon mahasiswi. Bagi mereka yang ditemukan positif hamil harus menyerahkan surat keterangan telah menikah beserta fotokopi akta nikah.

10. Tes urine untuk mengetahui penyakit hepatitis

Penyakit hepatitis adalah penyakit yang mudah menular. Oleh karena itu, bagi calon mahasiswa yang hasil tesnya positif hepatitis maka otomatis tidak lulus atau diminta menyembuhkan penyakitnya terlebih dahulu.

Baca juga:  Ciri-ciri Kanker Serviks, Penyebab, Cara Mencegah dan Mengobati

Hal ini tergantung kebijakan institusi pendidikan masing-masing, sebab mahasiswa yang menderita penyakit hepatitis tentu saja dapat membahayakan mahasiswa lainnya di masa perkuliahan nanti.

E. Beberapa Jalur Khusus Masuk Kedokteran

Jalur khusus masuk kedokteran
thisisbrilli.blogspot.com

Beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) mempunyai jalur-jalur masuk khusus untuk formasi jurusan kedokteran mereka.

Lalu apa saja jalur-jalur tersebut?

1. Jalur beasiswa bidik misi

Jalur beasiswa bidik misi ini adalah jalur di mana mahasiswa kedokteran tidak dipungut biaya sedikit pun alias gratis selama menempuh pendidikan kedokteran. Biaya ini diberikan pemerintah melalui DIKTI.

Sasaran beasiswa bidik misi ini adalah diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang mempunyai minat untuk menjadi dokter dan mempunyai kemampuan akademik yang bagus, tetapi mengalami keterbatasan dana.

Jika kamu atau ada rekan kerabat mengalami hal ini, maka tidak perlu berkecil hati dan mengubur mimpi menjadi dokter, ada jalannya yaitu melalui jalur ini.

Kalian hanya perlu intens mencari informasi-informasi institusi pendidikan mana saja yang menggratiskan biaya kuliah jurusan kedokterannya beserta syarat-syarat pendaftarannya.

Berikut akan dijelaskan syarat-syarat calon mahasiswa yang berhak mendapatkan beasiswa bidik misi:

a. Siswa SMA/SM K/MA/MAK atau bentuk lain sederajat,
b. Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah 21 tahun.
c. Tidak mampu secara ekonomi dengan kriteria:

  • Siswa penerima Beasiswa Siswa Miskin (BSM).
  • Pemegang Kartu Pemegang Sosial (KPS) atau sejenisnya.
  • Pendapatan kotor orangtua sebesar-besarnya Rp3.000.000 per bulan.
  • Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 atau Diploma IV.
  • Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu di antara PTN atau PTS yang diinginkannya.

2. Jalur Penelusuran Minat Bibit Unggul (PMBU)

Syarat syaratnya adalah:

  • Siswa lulusan SMA/SMK/MA sederajat.
  • Memiliki prestasi nonakademik, seperti hafal Al Qur’an.
  • Calon peserta akan dibebaskan tes tertulis.
  • Jika dinyatakan lulus calon peserta tetap harus mengikuti tes kesehatan dan wawancara.

Contoh salah satu institusi pendidikan yang memiliki jalur Penelusuran Minat Bibit Unggul (PMBU) ini dan menggratiskan biaya selama pendidikannya adalah Universitas Abdurab Riau dan Universitas Aisyah Yogyakarta.

3. Kelas internasional

Kelas internasional ini ditujukan bagi calon mahasiswa asing yang mempunyai izin dan ingin menempuh pendidikan di Indonesia, namun jika kalian ingin masuk kelas ini sebenar nya juga tidak masalah.

Hanya saja kemampuan berbahasa Inggris merupakan syarat wajib yang harus dimiliki. Salah satu Perguruan tinggi Negeri (PTN) yang menyediakan kelas ini adalah Universitas Padjajaran, Bandung.

17 pemikiran pada “Daftar Jalur Masuk Jurusan Kedokteran dan Berbagai Tes yang Harus Dilalui”

  1. Mngkinn usaha yg sdah sya tnamkan baik” dari dlu bkalan jatuh mentah di keadaan gigi sya yg kurang sehat:(

    Balas
  2. Ada bbrp PTN yg menerima SMK dgn jurusan khusus yg bs msk FK (exmp keperawatan) coba cek di situs ltmpt.ac.id. Semangat Kak!

    Balas
  3. maaf kak sebelumnya, saya kan seorang santri bagaimana acara agar saya lebih mudah masuk FK?
    sedangkan di dalam pondok kurang belajar tentang ipa/biologiataupun yg bersangkutan dengan FK.

    Balas

Tinggalkan komentar