Genjot Pertumbuhan Industri, Farmasi Menjadi Salah Satu Sektor Andalan RI

Kementrian Perindustrian melaporkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada kuartal III sebesar 5,49%.
Pada kuartal ketiga tahun ini, pertumbuhan tertinggi berada pada subsektor industri logam dasar 10,6%, industri alat angkutan 5,63%, industri makanan dan minuman 9,49%, industri mesin dan perlengkapan 6,35%, dan industri kimia dan farmasi yang tembus di atas 8%.

“Ini memperlihatkan sektor-sektor basis utama industri keseluruhannya bergerak dan tumbuh. Ada market confidence dan industry confidence bahwa apa yang dilakukan pemerintah sudah berada pada track yang benar,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (11/12).

Menurut Airlanggga, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). “Hampir 20%. Kalau gabung dengan industri turunannya atau industri distribusi jelas kontribusinya lebih dari 30%,” ungkap Airlangga.

Melihat kontribusi yang cukup baik, Airlangga memproyeksikan pertumbuhan industri nonmigas tahun 2018 akan ada pada angka 5,67%. Kemenperin akan mendorong 7 sektor utama untuk dapat mencapai target tersebut. Sektor tersebut adalah logam dasar, makanan minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, kimia, farmasi, dan elektronika.

“Ini adalah sektor yang pertumbuhan ekonominya tinggi dan ini adalah sektor yang nanti akan mengangkat pertumbuhan dunia,” tutup Airlangga.

(source: kumparan.com)

Baca juga:  Delafloxacin, Antibiotik Baru untuk Infeksi Kulit yang Disebabkan Bakteri Resisten

Tinggalkan komentar