Flek Saat Hamil, Berbahayakah?

Saat hamil, Anda bisa saja mengalami flek atau perdarahan. Warna bercak flek bisa berwarna merah muda, merah kecokelatan atau cokelat seperti darah yang mengering.

Flek saat hamil berbeda dengan pendarahan. Flek pada vagina sering terjadi pada trimester pertama kehamilan dan biasanya tidak menjadi masalah yang serius. Namun, flek atau pendarahan yang terjadi pada trimester kedua dan ketiga bisa menjadi tanda komplikasi kehamilan.

Berhubungan intim bisa menyebabkan flek. Pasalnya, daerah serviks pada wanita hamil menerima aliran darah lebih banyak. Inilah yang dinamakan ektopie atau kondisi di mana selaput lendir rahim tumbuh berlebihan sampai leher rahim.

Sifatnya mudah berdarah akibat sentuhan atau gesekan, sehingga menimbulkan flek-flek darah usai Anda berhubungan seksual. Hal tersebut normal dan biasanya tidak menimbulkan keguguran.

Berikut beberapa kemungkinan yang akan terjadi bila wanita hamil mengalami flek:

Keguguran

Flek di awal kehamilan bisa menjadi tanda awal keguguran atau kehamilan ektopik. Dalam kedua kasus tersebut, gejalanya adalah kram atau nyeri pada perut atau panggul.

Keguguran perdefinisi adalah keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi yang terjadi di awal kehamilan dan biasanya ketika janin belum berkembang. Pendarahan pun bisa semakin parah.

Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim, yaitu di tuba falopi atau bagian rongga perut lainnya. Anda perlu segera memeriksakan diri jika terjadi flek selama kehamilan, karena kehamilan ektopik membahayakan nyawa.

Umumnya, dokter akan memeriksa dengan USG transvaginal dan terapi kehamilan ektopik adalah tindakan operasi untuk melakukan pengangkatan sel telur yang telanjur berkembang di tuba falopi sebelum menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada organ-organ reproduksi lainnya.

Baca juga:  20+ Permainan Bayi Usia 0-1 Tahun, Mengenalkan Dunia Kepada Anak

Tanda-tanda kehamilan ektopik antara lain kram dan nyeri yang terjadi di perut bagian bawah, rendahnya tingkat hCG, dan perdarahan pada vagina. Kehamilan ektopik bisa terjadi berulang kali jika Anda memiliki  riwayat kehamilan ektopik.

Masalah pada plasenta

Jika terjadi masalah pada plasenta, flek bisa terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Keluarnya flek atau darah harus diwaspadai karena mungkin saja yang terjadi adalah terpisahnya plasenta dari dinding rahim. Selain itu, kelahiran prematur pun mungkin terjadi.

Bila Anda mengalami beberapa hal tersebut, segera periksa ke dokter, bidan atau rumah sakit untuk menghentikan pendarahan atau mengetahui penyebab keluarnya flek dari vagina.

Dokter biasanya akan memeriksa dengan menggunakan USG transvaginal dan abdominal untuk melihat kondisi janin. Apakah janin baik-baik saja atau terjadi komplikasi.

Tapi, jika Anda hanya mengalami flek dan darah yang keluar tidak terlalu banyak, Anda tidak perlu khawatir karena hal tersebut tidak berbahaya bagi Anda dan janin.

Namun, jika perdarahan menandakan keguguran atau prematur atau adanya plasenta menutupi jalan keluar dari bayi, maka Anda sebaiknya segera mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. (DV)

Tinggalkan komentar