Pil kontrasepsi menjadi booming saat dipasarkan pada tahun 1960. Hampir 50 tahun kemudian, kontrasepsi jenis ini tetap menjadi alat kontrasepsi yang popular dalam berbagai merk dan formula yang tersedia di pasaran. Bak selebriti, pil kontrasepsi pun lekat dengan mitos dan kesalahpahaman. Pil kontrasepsi menyebabkan kenaikan berat badan adalah mitos yang paling melekat kuat.
Mitos ini bermula saat pil kontrasepsi pertama kali dipasarkan pada awal 1960-an di mana saat itu pil mengandung kadar hormon estrogen dan progestin tinggi, hampir 1000 kali lipat dari jumlah hormon yang dibutuhkan wanita.
Estrogen dalam kadar tinggi dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena nafsu makan meningkat dan retensi cairan tubuh. Jadi, memang 50 tahun lalu pil kontrasepsi memiliki efek samping kenaikan berat badan. Akan tetapi, pil kontrasepsi masa kini tidak sama seperti 50 tahun yang lalu.
Semua obat memiliki efek samping bagi sebagian orang yang mengonsumsinya. Aspirin memiliki efek samping heartburn. Obat batuk membuat orang yang mengonsumsinya ngantuk. Dan umumnya pil kontrasepsi masa kini memiliki efek samping perdarahan, pembengkakan payudara, mual, dan sakit kepala bagi sebagian wanita yang mengonsumsinya.
Bagi beberapa wanita, pil kontrasepsi menyebabkan kenaikan badan yang cenderung terjadi karena penumpukan cairan tubuh. Akan tetapi, jumlah wanita yang mengalami ini tidak siginifikan, efek samping ini berlaku hanya bagi beberapa wanita.
Faktanya, sejumlah 44 penelitian menunjukan bahwa tak ada bukti yang menunjukan pil kontrasepsi menyebabkan kenaikan berat badan pada seluruh pemakainya.
Umumnya, memang terjadi kenaikan berat, tapi tidak signifikan dan bersifat sementara. Berat badan akan kembali normal dalam dua atau tiga bulan pemakaian. Jika Anda mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, berkonsultasilah dengan dokter Anda. Dokter akan menyarankan jenis pil kontrasepsi lain.
Ada dua jenis pil kontrasepsi, yaitu:
- Pil kombinasi, yaitu pil yang mengandung kombinasi estrogen dan progestin
- Pil progestin, yaitu pil yang hanya mengandung progestin.
Umumnya merk pil kontrasepsi di pasaran menggunakan jenis estrogen yang sama dengan dosis yang berbeda dan formulasi progestin yang kemungkinan berbeda satu sama lain. Hal ini berarti setiap merk menawarkan jenis hormon yang agak berbeda pada dosisi yang berbeda.
Oleh karena itu, potensi efek sampingnya pun berbeda. Pil kontrasepsi apapun yang Anda konsumsi, cobalah selama setidaknya tiga bulan untuk melihat efek sampingnya.