Asam Asetat

Banyak senyawa yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah asam asetat. Jika kita lihat dari namanya, tentunya kita akan menebak jika senyawa ini akan memberikan rasa asam.

Kamu benar, asam asetat bermanfaat untuk memberi rasa asam serta memberikan aroma pada makanan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai asam asetat, mari kita lihat uraiannya di bawah ini!

Pengertian Asam asetat

Definisi asam asetat yaitu suatu senyawa organik yang dibuat dengan bantuan bakteri acetobacter melalui fermentasi aerob. Rumus kimia untuk senyawa ini adalah CH3COOH.

Berbagai substrat yang mengandung etanol dapat digunakan untuk membuat asam asetat, misalnya pulp kopi, air kelapa, kulit nanas dan buah-buahan. Fermentasi asam asetat akan menghasilkan sour wine atau biasa dikenal dengan vinegar.

Vinegar berasal dari dua kata dalam Bahasa Perancis yaitu vindiger, vin berarti wine dan diger yang berarti sour. Masyarakat Indonesia lebih mengenal vinegar dengan nama cuka.

Cuka dibuat dari bahan yang banyak mengandung gula seperti glukosa dan sukrosa, apel, nira kelapa, anggur, dan malt dan dalam proses pembuatannya melibatkan kesinambungan antara fermentasi alkohol dan fermentasi asam asetat.

Asam asetat merupakan bahan baku industri yang penting dan dapat digunakan untuk pereaksi kimia. Industri kimia dalam pembuatan asam asetat memiliki prospek yang baik di Indonesia. Industri serat kain, industri makanan maupun produksi polimer menggunakan asam asetat dalam proses pembuatannya.

Rumus Kimia Asam Asetat

Struktur Kimia Asam Asetat
Struktur kimia Asam Asetat

Asam asetat (acetic acid) atau sering dikenal dengan nama asam cuka memiliki rumus kimia C2H4O2. Rumus kimia ini juga sering ditulis dengan CH3COOH, CH3CO2H atau pun CH3-COOH.

Karakteristik Asam Asetat

Asam Asetat memiliki beberapa sifat yang dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu sifat fisika dan sifat kimia…

Baca juga:  Studi: Penyuka Kopi Pahit Cenderung Memiliki Kepribadian Psikopat

1. Sifat Fisika Asam Asetat

Asam asetat berasa asam, berbentuk cair jernih, berbau menyengat, larut dalam alkohol, air dan ester, tidak berwarna, memiliki titik didih 118,10 derajat celsius, titik beku 16,60 derajat celsius, dan memiliki berat molekul 60,05 g/mol.

Asam asetat tidak larut dalam karbon disulfida. Pembuatannya melalui fermentasi alkohol yang dibantu oleh bakteri acetobacter seperti dalam pembuatan cuka untuk bahan makanan.

2. Sifat Kimia Asam Asetat

Asam asetat memiliki beberapa sifat kimia antara lain dapat menyebabkan korosif atau karat pada logam, mudah terbakar dan mudah menguap di udara. Pada suhu 200 derajat celsius, asam asetat akan larut dalam air, gliserol pekat dan etanol 9,5 persen.

Akan tetap bereaksi asam saat dilebur atau diencerkan. Kadarnya biasanya ditetapkan menggunakan basa natrium hidroksida yaitu 1 ml setara 60,05 mg asam asetat.

Spesifikasi Bahan Baku Asam Asetat

Dalam pembuatan asam asetat diperlukan berbagai bahan baku antara lain:

· Methanol

Metanol merupakan bentuk alkohol yang paling sederhana dengan rumus kimia CH3OH. Metanol biasa dikenal dengan nama wood alcohol, metil alkohol atau spiritus. Dalam kondisi biasa, metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, beracun, berbau lebih ringan daripada etanol dan mudah terbakar. Dalam pembuatan asam asetat menggunakan metanol digunakan metode karbonilasi methanol.

Melalui metabolisme anaerobik yang dilakukan oleh bakteri metanol dapat diproduksi secara alami. Uap metanol akan terbentuk di udara melalui proses tersebut. Uap metanol akan teroksidasi oleh oksigen setelah beberapa hari sehingga membentuk air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.

· Iodida

Iodida dalam proses pembuatan asam asetat berfungsi untuk mempromosikan konversi methanol menjadi metil iodide yang dapat digambarkan melalui proses kimia berikut: MaOH + HI  MeI + H2O

Baca juga:  Jerawat Meradang, Bolehkah Lakukan Facial?

Sesudah terjadi pembentukan metil iodide maka akan dilanjutkan melalui reaktor katalis. Pada siklus katalistik dalam [Rh(CO)2I2]– akan ditambahkan oksidatif metil iodida sehingga akan terbentuk [MeRh(CO)I3]– yang kompleks.

· Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−)

Pada siklus katalistik dalam pembuatan asam asetat pada dunia industri diperlukan katalis yaitu Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−) yang merupakan katalis yang sangat aktif.

Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−) akan menghasilkan distribusi produk yang baik karena memberikan reaksi yang cepat.

·  Iridium ([Ir(CO)2I2]−)

Peran Iridium ([Ir(CO)2I2]−) sebagai katalis dalam skala industri pada proses pembuatan asam asetat sangatlah penting. Diperlukan air yang lebih sedikit dalam campuran reaksi jika kita menggunakan katalis iridium.

Asam Asetat dalam Proses Fermentasi

Untuk pembuatan asam asetat diperlukan bantuan bakteri acetobacter yang dikembangbiakkan secara murni terlebih dahulu yang biasa disebut dengan starter. Melalui starter akan diperoleh pertumbuhan bakteri yang sesuai dengan kondisi fisiologis dengan jumlah yang siap untuk diinokulasikan pada media fermentasi. Bakteri akan tumbuh dengan cepat sehingga proses fermentasi pun akan cepat dilakukan.

Dalam pemakaian starter tidak diperbolehkan terlalu banyak, hal ini ditinjau dari segi ekonomisnya. Setelah diinokulasikan selama delapan hari melalui pembiakan murni, starter baru pun dapat digunakan.

Persiapan Pembuatan Asam Asetat

Asam asetat diproduksi oleh sintesis kimia dan fermentasi bakteri dalam jumlah komersial. Sumber makanan beralkohol seperti malt, beras, biji fermentasi, anggur dapat menghasilkan asam asetat dengan oksidasi etil alkohol atau C2H5OH melalui proses fermentasi bakteri.

Proses tersebut dapat dituliskan melalui reaksi kimia: C2H5OH + O2 → CH3COOH + H2O

Asam asetat secara kimia diperoleh dari reaksi methanol atau CH3OH dengan karbon monoksida atau CO melalui siklus katalisti dengan menggunakan rodium iodin sebagai katalis.

Baca juga:  Sinusitis

Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan menjadi CH3OH + CO + Rh/I2 → CH3COOH

Fungsi Asam Asetat

1. Pengatur Keasaman

Industri makanan menggunakan asam asetat sebagai pengatur keasaman pada beberapa bahan makanan. Dengan adanya asam asetat akan dihasilkan makanan yang sesuai dengan rasa yang diharapkan.

2. Produksi Polimer

Asam asetat memiliki berbagai fungsi yang penting dalam produksi polimer. Selain itu, asam asetat memegang peran penting untuk industri ini.

3. Pelunak air

Dalam rumah tangga, asam asetat memiliki fungsi untuk melunakkan air, berbeda dengan industri makanan yang memanfaatkan asam asetat untuk mengatur tingkat keasaman.

4. Produksi anhidrida asetat

5. Produksi ester

6. Minuman Fungsional

Dalam pembuatan cuka apel yang merupakan salah satu jenis minuman fungsional, peran asam asetat sangat dibutuhkan.

7. Pereaksi kimia

Asam asetat memiliki fungsi sebagai pereaksi kimia dalam menghasilkan berbagai jenis senyawa kimia misalnya produksi munumel vinil.

8. Bahan baku pembuatan bahan kimia

Peran asam asetat dalam pembuatan bahan kimia juga sangat penting namun yang perlu diingat adalah penggunaan takarannya harus sesuai dan tidak berlebihan.

Efek Asam Asetat Bagi Kesehatan

Asam asetat pada dasarnya aman untuk dikonsumsi misalnya dalam bentuk larutan encer seperti cuka. Namun, dalam pemakaiannya kita juga harus menggunakan takaran yang sesuai.

Sifatnya yang sangat korosif dan mudah terbakar, membuat asam asetat berbahaya jika terkena mata, kulit ataupun terhirup karena dapat membuat iritasi yang parah bahkan terbakar.

Itulah sekilas penjelasan mengenai asam asetat mulai dari pengertian, karakteristik hingga fungsi asam asetat. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar