Persiapan untuk masuk kuliah di fakultas kedokteran dapat dilihat dari berbagai sisi. Masuk ke dunia kedokteran tidak diperlukan syarat yang khusus seperti jenis kelamin ataupun berat badan, tapi tidak bisa dipungkiri persiapan material sangat dibutuhkan.
Hal ini dikarenakan masuk ke kedokteran itu memang tidaklah murah. Biaya buku-buku hampir menyentuh angka jutaan, biaya-biaya untuk masa co-ass, ataupun biaya-biaya tak terduga lainnya.
Terlepas dari itu semua, persiapan yang terpenting adalah terletak pada diri calon mahasiswa itu sendiri. Cukup material jika calon mahasiswa tidak siap akan berat untuk melalui masa pendidikan di dunia kedokteran ini.
Lalu persiapan seperti apa yang harus dimiliki seorang calon mahasiswa kedokteran?
A. Soal Tes Masuk Fakultas Kedokteran
Untuk masuk ke pendidikan kedokteran, salah satu syarat akademisnya adalah calon mahasiswa lulusan dari peminatan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di bangku SMA, dan kemudian calon mahasiswa kedokteran harus melewati tes masuk terlebih dahulu.
Tes masuknya berupa ujian tulis dan tes kesehatan. Soal-soal dalam ujian tulis di kedokteran adalah tentang pengetahuan akan alam dan manusia, seperti biologi, kimia, dan fisika, serta bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Terkadang ada juga di salah satu universitas yang memasukkan matematika dan matematika dasar dalam soal tesnya.
Setelah dinyatakan lulus dalam tes, mahasiswa kedokteran secara tak langsung akan berlomba dengan sejawatnya selama pendidikan, karena itulah dasar akademis sangat dibutuhkan dalam pendidikan kedokteran.
Apakah masuk kedokteran itu harus pintar? Di kedokteran mahasiswa tidak dikategorikan dengan pintar dan bodoh. Mahasiswa hanya akan berada pada posisi “yang ingin belajar” dan “tidak ingin belajar”.
Mahasiswa yang mempunyai keinginan besar dan kemauan yang kuatlah yang akan mampu tetap berada dan berlomba se cara sehat dengan sejawat sejawatnya. Sedangkan mahasiswa yang hanya ikut ikutan tanpa usaha besar dan keinginan kecil akan gugur dengan sendirinya.
B. Persiapan Mental Masuk Fakultas kedokteran
Persiapan mental merupakan syarat utama sebelum memutuskan terjun dalam dunia kedokteran, baik saat memasuki dunia pendidikan ataupun dunia profesi dan klinis.
Persiapan mental seperti apa yang harus disiapkan?
1. Saat ingin memasuki dunia pendidikan
Jenis persiapan mental yang harus disiapkan saat memasuki masa pendidikan adalah siap untuk belajar. Seperti yang telah disebutkan, belajar di kedokteran adalah belajar seumur hidup.
Selama pendidikan di kedokteran, mahasiswa harus rela belajar hingga tengah malam, mengurangi waktu “gaul” hanya untuk membuat catatan tutorial, menyisihkan waktu bersantai untuk menghafal struktur tubuh manusia (anatomi), serta menghafal fungsi-fungsi pada manusia (fungsional).
Seorang mahasiswa kedokteran juga harus merelakan hari liburnya jika akan menghadapi ujian. Waktu tidur pun harus rela dikorbankan, rela mengorbankan tidur siang untuk tetap stay di kampus, rela begadang hingga mata panda untuk menghadapi ujian tulis, ujian praktikum ataupun ujian OSCE.
Selama menjadi mahasiswa kedokteran banyak hal-hal baru yang akan kita hadapi dan pelajari. Calon mahasiswa juga harus memiliki mental yang kuat untuk menghadapinya, seperti nanti kita akan berhadapan langsung dengan mayat (cadaver) yang telah direndam dengan formalin.
Cadaver tidak hanya dilihat. Kita akan memegangnya langsung, mempelajari dengan detail, dan membedahnya. Selain itu, kita juga harus tahan dengan bau formalin yang menyengat bahkan mampu membuat kita mengeluarkan air mata.
Tak ada lagi alasan takut atau merasa tidak nyaman karena berhadapan dengan cadaver adalah pelajaran terpenting di dunia kedokteran.
Selain itu, di sini kita juga akan berhadapan dengan darah, sputum (dahak), air liur, feses (BAB), sperma, bakteri, cacing, ataupun jenis-jenis lain yang menggelikan.
Jijik? Kata itu tidak dibenarkan ada pada seorang mahasiswa kedokteran, jika merasakan jijik, tahan! Karena tidak ada toleransi di sini, kita belajar dan ilmu itu akan digunakan untuk menyelamatkan manusia.
Waktu libur pada masa pendidikan kedokteran juga tidak lama, libur 1 minggu itu sudah luar biasa. Awal awal masa adaptasi akan terasa yang namanya rindu keluarga dan rindu pulang (bagi anak rantau), dan kalanya juga ada rasa sepi karena ditinggal libur oleh keluarga.
Ya, mencari waktu libur di kedokteran sangatlah susah.
Terlepas dari itu, siapa bilang anak kedokteran tidak bersantai? Santai didapatkan dengan bagaimana cara mahasiswa itu sendiri membagi waktu. Liburan didapatkan dengan bagaimana cara mahasiswa itu sendiri memanage waktu dengan baik. Anak kedokteran juga hang out, anak kedokteran juga travelling, anak kedokteran juga kuliner.
Persiapan mental lebih tepat dikatakan sebagai persiapan diri, tergantung bagaimana diri menyikapi kesibukan di dunia kedokteran.Tugas, hafalan, praktik,ujian,dan kesibukan kesibukan tersebut akan berlalu dengan mudah apabila persiapan mental telah disiapkan sebelum mengajukan atau memantapkan diri menjadi mahasiswa kedokteran.
2. Saat memasuki dunia klinis, pertama kali menjadi “dokter muda”
Dokter muda atau dikenal dengan co-ass merupakan pertama kalinya mahasiswa kedokteran berkecimpung langsung dalam dunia klinis, langsung terjun dan beraksi di depan pasien nyata, bukan hanya sekedar cadaver (mayat) ataupun manekin (phantom) lagi.
Pada jenis tahap ini seorang maha siswa kedokteran benar benar akan melupakan lagi dunia luar, berada 24 jam di atap Rumah Sakit.
Persiapan mental saat di Rumah Sakit tentu berbeda dengan di universitas. Di kampus kita hanya akan membagi waktu antara belajar dan hiburan, sedangkan di Rumah Sakit kita akan membagi waktu antara belajar, bertugas, dan hiburan. Seorang dokter harus kuat dan sehat, karena selain bertugas kita juga masih mempunyai kewajiban dalam memperoleh nilai.
Di Rumah Sakit kita juga akan menemukan pemandangan yang menyedihkan. Akan ada setiap harinya suara brangkar (tempat tidur) membawa orang sekarat dalam bentuk yang tak bisa diduga, seperti patah tulang, perdarahan hebat, luka bakar, atau tertusuk pisau.
Juga ada yang membawa mayat diiringi derai air mata keluarga, tahan. Ya, kita harus tahan, harus kuat jangan ikut terlarut dalam kesedihan, cukup mendoakan, karena yang dibutuhkan keluarga saat itu bukanlah air mata kita, tapi ilmu dan sikap profesional kita.
3. Saat menjadi seorang dokter
Persiapan mental inilah yang paling penting. Saat kita sudah benar benar bermetamorfosis menjadi dokter, telah disumpah menjadi pelayan kesehatan, saat itu tugas akan berada di pundak kita.
Kehidupan pribadi bukan hanya menjadi satu satunya prioritas. Tugas profesi dan pelayanan ter hadap kesehatan masyarakat ikut berjalan berdampingan menjadi prioritas hidup seorang dokter.
Persiapan mental pada keadaan seperti ini sangat dibutuhkan, karena waktu kita bukan hanya untuk kita, membagi waktu untuk siaga di Rumah Sakit dan untuk keluarga, tak lupa untuk terus belajar. Hanya mereka yang sudah memantapkan diri dengan pantas yang mampu menjalani rutinitas seperti itu dengan sangat baik.
Terlebih lagi untuk dokter yang telah menikah, akan bertambah lagi tugasnya menjadi seorang istri atau suami serta menjadi ayah atau ibu untuk anak anaknya nanti. Menjadi dokter yang telah berkeluarga harus memiliki kekuatan mental dua bahkan lima kali lipat.
C. Persiapan Fisik Untuk Menjadi Mahasiswa Kedokteran
Belajar di kedokteran itu lama dan melelahkan. Sebelum menjadikan diri sebagai mahasiswa kedokteran, persiapan yang tak kalah penting adalah persiapan Fisik, karena selama masa pen didikan mahasiswa kedokteran tidak boleh sakit atau bahkan tidak diizinkan sakit.
Kenapa? Karena satu saja materi perkuliahan yang diajarkan dosen tertinggal, maka tak akan dapat kita meminta dosen mengulangnya lagi.
Menjadi seorang mahasiswa kedokteran harus selalu sehat karena tugas dan ujian yang dihadapi mahasiswa kedokteran tidaklah mudah. Semuanya akan menguras energi, karena itulah kesehatan Fisik sangat dibutuhkan.
Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menjaga pola makan, olahraga secara teratur dan menjaga kebersihan.
Makan yang sehat itu adalah makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang seimbang, diiringi dengan serat, lemak, vitamin, dan mineral. Makan teratur sangat dibutuhkan oleh mahasiswa kedokteran terutama sarapan pagi.
Selain itu perbaiki life style (gaya hidup), kurangi mengonsumsi makanan siap saji dan makanan yang mengandung pengawet dan pewarna, utamakan mengonsumsi buah dan sayur dengan teratur setiap harinya.
Selain itu olahraga juga dibutuhkan oleh tubuh, karena dengan begitu otak akan bekerja dengan baik dan kita akan terhindar dari penyakit seperti diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol dan lainnya. Olahraga juga akan menghindari kita dari keadaan obesitas yang akan memicu penyakit pada jantung.
Apakah masuk fakultas kedokteran harus punya nilai kimia yang tinggi?
Saya mempunyai cita” menjadi dokter,dan saya berniat untuk kuliah kedokteran tetapi saya juga masuk asrama tahfidz,,,,apa itu akan menganggu untuk kegiatan” selanjutnya/terhitung lumayan berat??
Saya anak SMK Multimedia, ingin masuk kuliah kedokteran, apa bisa?? Dan apa bisa mengikuti pelajaran nya?
Dari kelas 4 SD saya sudh bercita-cita jadi dokter, SMA saya ambil jurusan IPA di boarding, tpi aku lebih mentingin hafalan ku dri pada ilmu alam, itu gmna yak, kan klo mau jadi dokter ktnya hrs pandai dalam kimia, biologi dkk 🙁
Hai kak hapalan apa yaa?kalo ngapali rumus ataupun suatu materi tentang biologi dll menurut aku gapapa aja mentingn hapalan tapi lebih baik lagi kalo bisa ngerti atau bisa paham karena aku pengalaman yaa kalo cuman menghapal itu kita bisa lupa,kalo kita bisa paham itu kita juga bakal ngertii dan ga bakal bingung juga 😁
Assalamualaikum sya mau bertanya kepada KK semuanya🙏,ka sya kan sekarang tuh baru kelas 1 SMA aku tuh udah dari SMP cita”nya jadi dokter tapi pas sya tuh udah di SMA tapi sya masuknya jurusan IPS apakah bisa sya masuk sekolah kedokteran?mohon di jawab kak🙏