Tips Manajemen Waktu Mahasiswa Farmasi: Menjalani Hari yang Padat dengan Rileks dan Menikmatinya

Manajemen Waktu Mahasiswa Farmasi – Waktu yang kamu miliki bila tidak diatur sedemikian rupa, maka tak akan cukup untuk menyelesaikan kewajiban kamu sebagai mahasiswa yang begitu banyak. Belum lagi ditambah dengan kebutuhan sosial berupa berorganisasi dan bersosialisasi.

Waktu adalah modal berharga yang harus kamu gunakan untuk melejitkan setiap potensi yang ada dalam diri kamu, karena waktu yang sudah berlalu tak akan kembali, jadi lakukanlah yang terbaik pada setiap aktivitas yang kamu jalani.

1. Jangan Menunda

Menunda pekerjaan

Ini memang bukan tips manajemen waktu khusus bagi mahasiswa farmasi. Namun dengan tips berikut ini, kamu mampu menjalani hari-hari yang padat dengan lebih rileks dan bisa menikmatinya.

Kebiasaan menunda pekerjaan ternyata merupakan salah satu penyebab tidak efektifnya kamu dalam bekerja. Kebiasaan ini pada akhirnya justru akan menyita waktu kamu cukup besar. Ditambah dengan hasil yang diperoleh pun belum tentu maksimal.

Pada umumnya, setiap praktikum yang kamu ikuti di jurusan Farmasi terdiri dari beberapa komponen yang harus kamu ikuti atau kamu buat. Komponen tersebut yaitu jurnal praktikum, tugas pendahuluan praktikum, tes awal praktikum, tes akhir praktikum dan laporan praktikum.

Semua komponen ini harus kamu kerjakan untuk semua mata kuliah yang memiliki jadwal praktikum. Bisa dibayangkan, dalam sepekan, kamu harus membuat berapa kali komponen praktikum tersebut? Sangat banyak!

Jika kamu menunda untuk menyelesaikan tugas, maka saat mendekati deadline, kamu hanya mampu mengerjakan tugas dengan seadanya dan cenderung terburu-buru. Hasilnya pun belum tentu maksimal.

Namun, meskipun banyak dari kamu sudah mengetahui dampak buruk dari menunda pekerjaan atau tugas yang ada, tetap saja masih banyak yang menunda pekerjaan dalam rutinitas hariannya.

Penyebab mahasiswa Farmasi menunda pekerjaan

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,

Pertama, rasa takut gagal. Ketakutan berlebih jika kamu akan gagal mengerjakan tugas itu dan akhirnya lebih memilih menghindar. Padahal ketakutan itu seringkali tidak pernah terwujud. Terkadang seseorang sudah mundur saat membayangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas.

Kedua, adanya keyakinan bahwa mengerjakan tugas di saat mendekati batas waktu adalah hal yang menantang dan mengerjakan tugas di bawah tekanan akan memberikan hasil yang cukup baik. Tentu saja keyakinan ini akan membuat seseorang senantiasa menyelesaikan tugasnya menjelang batas waktu pengerjaan tugas tersebut.

Ketiga, terburu-buru dalam mengerjakan tugas. Saat kamu belum selesai dengan satu tugas, kamu sudah ingin beralih ke tugas yang lain. Sehingga tugas yang harusnya sudah selesai sejak lama, masih harus dikerjakan kembali saat waktu deadline sudah dekat.

Keempat, sifat perfeksionis. Ada orang-orang yang tidak mau mengerjakan sesuatu yang tidak ia sukai. Ia sangat subjektif memandang tugas yang datang kepadanya. Jika ia suka, maka ia kerjakan, namun sebaliknya, jika ia tidak menyukainya, maka akan ia hindari.

Namun kewajiban tetaplah kewajiban yang harus diselesaikan. Pada akhirnya ia harus menyelesaikan tugas menjelang deadline.

Tips menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan

Di bawah ini adalah beberapa cara yang dapat kamu gunakan untuk menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan.

Baca juga:  Metformin, Obat Diabetes dengan Seratus Manfaat

1. Catat Setiap Tugas

Ada beberapa orang yang suka menunda pekerjaan karena ia lupa apa saja yang harus ia kerjakan. Untuk mencegah hal ini agar tidak terjadi, kamu dapat mencatat setiap tugas yang harus kamu kerjakan. Kamu dapat mencatatnya di tempat yang sering kamu gunakan atau kamu bawa, seperti buku catatan atau pada telepon seluler yang kamu gunakan.

2. Bagi Pekerjaan Besar Menjadi Beberapa Pekerjaan Kecil

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa praktikum di farmasi memiliki beberapa komponen tugas yang harus dikerjakan. Kamu dapat membaginya menjadi beberapa tahap pengerjaan. Misalnya kamu dapat mengerjakan tugas pendahuluan terlebih dahulu, lalu membuat jurnal praktikum, lalu belajar untuk mengerjakan test awal praktikum.

Lakukan ini secara bertahap, agar kamu tidak stres menghadapinya. Umumnya, jika kamu dihadapkan pada banyak tugas yang harus diselesaikan, kamu terfokus pada banyak dan rumitnya untuk menyelesaikan semua tugas tersebut. Dan akhirnya kamu malas mengerjakannya.

3. Alokasikan Waktu untuk Mengerjakan Tugas

Terkadang kamu menganggap diri kamu terlalu sibuk untuk mengerjakan sesuatu. Padahal manajemen waktu kamu yang masih belum rapi. Setelah kamu mencatat semua tugas yang harus kamu kerjakan, maka alokasikan waktu untuk pengerjaan setiap tugas tersebut.

Taati jadwal yang telah kamu tetapkan pada diri sendiri. Hal ini juga melatih kedisiplinan pada diri.

4. Gunakan Teknik lima Menit

Sesuatu yang cukup sulit itu adalah memulai sesuatu. Kamu cenderung meremehkan tugas yang mudah dikerjakan, dan menundanya hingga batas waktu pengerjaan.

Mulailah sesuatu selama lima menit pertama, dan rasakan bahwa setelah lima menit pertama, tubuh kamu mulai menikmati dalam mengerjakan tugas, dan kamu akan mampu mengerjakannya hingga tuntas.

Jika sudah memulai melakukan sesuatu, kebanyakan orang akan merasa tanggung jika hanya mengerjakan sesuatu selama lima menit.

2. Bangun Hubungan Baik dengan Teman

Bareng teman kuliah

Menjalani perkuliahan di jurusan Farmasi dengan banyak praktikum akan membuat kamu sering bekerja dalam kelompok. Tentunya, agar pembelajaran dan praktikum efektif, diperlukan kerja sama yang baik antar mahasiswa dalam satu kelompok.

Oleh karena itu, membangun hubungan yang baik dengan teman menjadi konsekuensi logis yang harus kamu lakukan. Dengan kerja kelompok kamu dididik untuk menjadi individu yang mampu bekerja dalam sebuah tim, mampu mengatur kelompok, dan memiliki kemampuan leadership.

Kemampuan-kemampuan ini nantinya akan sangat bermanfaat di kehidupan pasca kampus. Secara alamiah, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kamu tidak dapat melakukan semuanya sendiri, bukan?

Waktu selama kurang lebih lima tahun yang akan kamu lewati bersama dengan teman seangkatan tentunya bukan waktu yang sedikit. Waktu lima tahun cukup untuk bisa mengenal satu sama lain, meskipun memang tidak terlalu dalam.

Di samping itu, karena jadwal kuliah dan praktikum yang padat, maka frekuensi kamu berada di kampus akan sangat tinggi. Kampus sudah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa jurusan Farmasi. Teman-teman seangkatan yang kamu miliki menjadi keluarga besar yang juga mewarnai hari-hari kamu selama perjalanan kuliah kamu.

Baca juga:  Swamedikasi Penyakit yang Sering Dialami Masyarakat

Kebersamaan yang tidak sebentar ini akan mampu membuat kamu menjadi angkatan yang kompak dan saling bahu-membahu dalam mengerjakan tugas yang datang.

Sayang sekali jika kamu tidak mampu membina hubungan yang baik dengan teman seangkatan. Padahal membina hubungan baik sejak kuliah adalah modal untuk membangun jaringan atau koneksi di masa yang akan datang.

Langkah pertama yang harus diambil dalam membina hubungan yang baik adalah jangan terlalu mementingkan diri sendiri. Orang-orang yang perhatian utamanya dipusatkan pada diri mereka sendiri dalam berhubungan dengan orang lain jarang yang bisa mengembangkan hubungan baik yang langgeng.

Kedua, yaitu saling menghargai. Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli apakah ia orang berpangkat atau tidak, orang miskin atau kaya, sesama agama atau tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama suku, semuanya ingin dihargai secara proporsional.

Namun sayangnya, banyak orang tidak mau menghargai orang lain. Padahal menghargai orang lain berarti memberikan sesuatu yang besar nilainya. Misalnya saja, menghargai pendapat orang lain. Hal ini sangat penting dilakukan dalam membina hubungan yang baik dengan teman.

Apalagi dalam perkuliahan nanti, kamu akan banyak melakukan diskusi dengan teman. Kalau ingin dihargai orang lain, maka kamu harus menghargai orang terlebih dahulu.

Ketiga, saling mendukung. Teman kamu adalah orang terdekat dalam waktu beberapa tahun ini. Mereka yang mengetahui dengan pasti bagaimana kesulitan perkuliahan yang dihadapi.

Saling mendukung antara satu sama lain akan mengurangi beban yang dirasakan saat menghadapi tantangan perkuliahan.

3. Atur Skala Prioritas

Skala prioritas
medium.com

Ketika dihadapkan dengan rutinitas yang begitu padat, tugas yang menumpuk, dan hal-hal lain yang ingin kamu capai dalam hidup kamu, kamu harus memiliki prioritas dalam mengerjakan sesuatu.

Prioritas adalah kumpulan target atau tujuan yang harus diselesaikan karena tingkat kepentingannya. Prioritas akan membuat kamu tahu mana yang harus kamu kerjakan terlebih dahulu, dan mana yang lebih penting untuk dikerjakan.

Kemampuan kamu untuk menentukan prioritas akan mendekatkan kamu dalam mencapai tujuan, karena kamu akan meminimalisasi melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan tujuan yang ingin kamu capai. Hal ini juga akan meminimalisasi stres, menghemat energi, dan dapat bekerja secara efisien.

Saat menentukan prioritas, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah sesuatu yang akan kamu kerjakan itu termasuk sesuatu yang penting dan seberapa mendesakkah sesuatu tersebut untuk kamu kerjakan?

Kemampuan kamu menjawab pertanyaan ini banyak dibentuk oleh pola pikir dan kebiasaan kamu. Kamu pasti pernah mendengar konsep empat kuadran dalam menentukan prioritas:

Kuadran (tingkatan) dalam menentukan prioritas

Kuadran I, yaitu untuk pekerjaan yang penting dan mendesak.

Ini merupakan jenis pekerjaan yang tidak dapat ditunda. Harus segera dikerjakan.

Kuadran II, yaitu untuk pekerjaan yang penting dan tidak mendesak.

Baca juga:  Sejarah Warfarin: Dari Pembunuh Ternak, Racun Tikus, Hingga Obat Paling Dibutuhkan Manusia

Umumnya pekerjaan di kuadran ini adalah pekerjaan yang ada dalam jadwal yang kamu telah susun. Waktu pengerjaannya bisa kamu atur. Temukan waktu produktif kamu di mana kamu benar-benar bersemangat dalam mengerjakan sesuatu.

Kuadran III, yaitu untuk pekerjaan yang tidak penting dan mendesak.

Umumnya kamu terlalu banyak mengerjakan pekerjaan jenis ini, sehingga melalaikan pekerjaan yang sebenarnya lebih penting untuk diselesaikan. Jika kamu dihadapkan pada jenis aktivitas ini, kamu harus lebih cerdas menyikapinya. Keadaan seperti ini biasanya diciptakan oleh orang di luar kamu Dan ini bisa sangat mengganggu produktivitas kamu

Kuadran IV, yaitu untuk pekerjaan yang tidak penting dan tidak mendesak.

Jenis pekerjaan ini harus ditunda atau bahkan dikeluarkan dari daftar pekerjaan yang harus kamu selesaikan.

Kamu memiliki waktu yang terbatas dan tugas yang cukup banyak. Maka bijak dalam menentukan skala prioritas akan membuat waktu kamu lebih efisien dan produktif.

Cara untuk menentukan prioritas

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menentukan prioritas yang baik:

1. Tulis deadline tugas atau kewajiban berdasarkan rentang waktu

Ada banyak tugas kamu sebagai mahasiswa farmasi. Masing-masing memiliki batas waktu pengerjaannya. Kamu dapat menuliskan semua tugas tersebut berdasarkan rentang waktu pengerjaannya.

Misalnya, kapan harus selesai membuat laporan praktikum A, B, dan C, kapan harus mengumpulkan tugas dari dosen mata kuliah A, B, dan C, kapan harus mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk praktikum, dan lain sebagainya.

Semua tugas ini kamu buatkan list untuk mengetahui seberapa banyak waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikannya.

Kamu juga dapat menyusun target menjadi target jangka pendek dan jangka panjang. Target jangka pendek berisi kumpulan tugas yang harus diselesaikan hari itu juga, dan dapat diselesaikan dalam waktu beberapa jam saja. Sedangkan target jangka panjang berisi tugas yang bisa diselesaikan dalam beberapa hari atau minggu.

2. Tulis tugas berdasarkan tingkat kepentingannya

Memilah tugas berdasarkan tingkat kepentingannya, yaitu menggunakan metode kuadran seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah kamu dalam menentukan skala prioritas atas tugas yang diberikan pada kamu.

Dengan metode kuadran ini, kamu juga dapat mengevaluasi kinerja kamu selama ini saat mengerjakan sesuatu. Kamu lebih sering berada di dalam kuadran berapa. Yang terbaik adalah jika kamu mampu mengerjakan tugas di kuadran kedua, yaitu penting dan tidak mendesak.

Artinya kamu mengerjakan sesuatu tidak pada waktu yang terburu-buru atau dekat dengan deadline, sehingga kamu bisa merasa lebih nyaman dan terhindar dari rasa tertekan karena tugas.

3. Selalu berpikir positif

Kemampuan kamu dalam menyelesaikan sesuatu, umumnya juga dipengaruhi dengan sikap kamu dalam menyikapi tugas tersebut.

Berpikir positif bahwa kamu dapat menyelesaikan tugas yang diberikan pada kamu, akan membuat kamu lebih ringan dan mudah dalam menyelesaikan tugas.

Source:
Inggriani, Rini. 2016. Kuliah Jurusan Apa? Jurusan Farmasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tinggalkan komentar