Tentang COPD / PPOK
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) adalah sekumpulan penyakit paru-paru yang menghambat aliran udara ketika menarik napas dan menimbulkan kesulitan bernapas.
Kerusakan atau gangguan pada saluran udara akan menghambat pertukaran antara oksigen dengan karbon dioksida di paru-paru. Emphysema dan Chronic Asthmatic Bronchitis adalah dua penyakit utama chronic obstructive pulmonary disease.
Chronic Obstructive Pulmonary Disease dapat berakibat fatal, dan menjadi salah satu penyakit penyebab kematian yang utama di seluruh dunia.
Gejala COPD / PPOK
Pada umumnya, gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) baru muncul setelah kerusakan paru-paru semakin parah. Gejalanya akan semakin memburuk dari waktu ke waktu. Gejalanya berupa:
- Napas pendek.
- Berbunyi ketika bernapas, seperti bunyi ketika hidung mampet.
- Dada terasa tegang dan kencang.
- Batuk kronis.
Penyebab COPD / PPOK
Kerusakan paru-paru pada Chronic Obstructive Pulmonary Disease disebabkan oleh emphysema ataupun chronic asthmatic bronchitis.
Sebagian besar penderita chronic obstructive pulmonary disease mengidap kedua penyakit tersebut. Chronic obstructive pulmonary disease dipicu oleh rokok, debu, asap bahan kimia dari pabrik, dan polusi udara.
Faktor Resiko COPD / PPOK
Faktor yang meningkatkan risiko Chronic Obstructive Pulmonary Disease yaitu :
- Terpapar asap rokok.
- Terpapar asap, debu, dan bahan kimia di tempat kerja.
- Umur. Penderita penyakit ini biasanya berumur di atas 40 tahun.
- Faktor genetis. Kekurangan protein tertentu yang diturunkan dalam keluarga membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit ini.
Komplikasi Akibat COPD / PPOK
Chronic Obstructive Pulmonary Disease dapat berujung pada :
- Infeksi sistem pernapasan.
- Tekanan darah tinggi.
- Penyakit jantung.
- Depresi. Penderitanya dapat mengalami depresi karena tidak dapat beraktivitas dengan bebas dan harus membatasi kegiatannya. Karena masalah pernapasan, penderitanya mungkin harus berhenti melakukan aktivitas favoritnya. Hal ini dapat menyebabkan stres atau depresi.
Diagnosa COPD/PPOK
Pemeriksaan untuk mendiagnosis Chronic Obstructive Pulmonary Disease meliputi tes pencitraan paru (rontgen dan CT scan), tes darah, pemeriksaan dahak, dan tes fungsi paru-paru.
Pengobatan COPD / PPOK
Chronic Obstructive Pulmonary Disease tidak dapat disembuhkan. Namun dengan penanganan yang tepat penyakit ini dapat diredakan gejalanya, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kemampuan beraktivitas seperti biasanya.
Langkah pertama yang harus dilakukan bagi penderitanya yang merokok adalah berhenti merokok. Jika terus merokok, penderitanya akan kehilangan kemampuan bernapas. Setelah itu, dokter akan memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala penyakitnya. Obat tersebut jenisnya bronchodilators, steroid, dan antibiotik.
Penderita COPD juga akan diberikan terapi oksigen dan terapi rehabilitasi fungsi paru-paru. Penderita yang kondisinya sangat parah harus dioperasi. Operasi meliputi pengangkatan jaringan paru-paru yang rusak dan transplantasi paru-paru. Tapi, operasi juga tidak menjamin penyakitnya akan mereda.
Ketika pengobatan dilakukan, gejala COPD masih mungkin terjadi dan mungkin memburuk. Kondisi ini harus segera ditangani dengan tepat, karena dapat menyebabkan kegagalan paru-paru. Jika kondisi penderitanya memburuk, segera hubungi dokter.
Ada beberapa cara mudah yang dapat dilakukan sendiri untuk meredakan gejala penyakit ini, yaitu :
- Kontrol pernapasan dengan teknik yang benar.
- Kontrol batuk, minum air mineral yang banyak, dan gunakan filter udara untuk membersihkan udara.
- Berolahraga teratur.
- Konsumsi makanan sehat.
- Hindari terpapar asap.
- Lakukan vaksinasi flu dan pneumonia.
- Hindari kerumunan orang dan udara dingin. Gunakan masker jika harus keluar dan bertemu banyak orang, untuk mencegah infeksi kuman, bakteri, atau virus.
Pencegahan COPD / PPOK
Pencegahan utama terhadap Chronic Obstructive Pulmonary Disease adalah berhenti merokok. Stop merokok bagi perokok, dan jangan merokok untuk yang tidak merokok.
Memang sulit bagi perokok untuk berhenti. Tapi berhenti merokok akan tampak jauh lebih mudah dibandingkan harus menggunakan ventilator untuk bantuan bernapas nantinya.
Bagi mereka yang bekerja di tempat penuh asap, debu, atau paparan bahan kimia, berhati-hatilah. Gunakan pelindung dan masker untuk meminimalisir paparan yang terjadi.