Swamedikasi Penyakit yang Sering Dialami Masyarakat

Swamedikasi merupakan upaya pengobatan yang dilakukan oleh pasien sendiri. Dalam penatalaksanaan swamedikasi, masyarakat memerlukan pedoman yang terpadu agar tidak terjadi kesalahan pengobatan (medication error). Swamedikasi dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat.

Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaanya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadi kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaanya.

Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini terdapat beberapa swamedikasi untuk beberapa keluhan penyakit yang sering dialami masyarakat, di antaranya :

  1. Batuk
  2. Flu
  3. Demam
  4. Nyeri
  5. Sakit Maag
  6. Diare

Swamedikasi Batuk

Batuk merupakan refleks yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran pernapasan. Bila terdapat benda asing selain udara yang masuk atau merangsang saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut.

Batuk biasanya merupakan gejala infeksi saluran pernapasan atas (misalnya batuk pilek, flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan. Batuk juga merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap bersih.

Ada dua jenis batuk yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang tenggorokan. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.

a. Gejala-gejala

  • Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan pengeluaran dahak
  • Tenggorokan sakit dan gatal

b. Hal yang dapat dilakukan

  1. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan, jangan minum soda atau kopi.
  2. Hentikan kebiasaan merokok
  3. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau berminyak) dan udara malam.
  4. Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan dapat menolong meringankan iritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalua tenggorokan anda kering atau pedih.
  5. Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi hidung yang kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan satu sendok teh balsam/minyak atsiri untuk membuka sumbatan saluran pernapasan.
  6. Minum obat batuk yang sesuai
  7. Bila batuk lebih dari 3 hari belum sembuh segera ke dokter
  8. Pada bayi dan balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus segera dibawa ke dokter atau pelayanan kesehatan.

c. Obat yang dapat digunakan

Obat batuk dibagi menjadi 2 yaitu ekspektoran (pengencer dahak) dan antitusif (penekan batuk).

Obat batuk berdahak (ekspektoran)

1. Gliseril Guaiakolat

  • Kegunaan obat : mengencerkan lendir saluran napas
  • Hal yang harus diperhatikan : hati-hati atau minta saran dokter untuk penggunaan bagi anak di bawah 2 tahun dan ibu hamil.
  • Aturan pemakaian
    – Dewasa : 1 – 2 tablet (100 – 200 mg), setiap 6 jam atau 8 jam sekali
    – Anak : 2 – 6 tahun : ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam. 6-12 tahun : ½ – 1 tablet (50-100 mg) setiap 8 jam

2. Bromheksin

  • Kegunaan obat : mengencerkan lendir saluran napas.
  • Hal yang harus diperhatikan : konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.
  • Efek samping : rasa mual, diare dan perut kembung ringan
  • Aturan pemakaian :
    – Dewasa : 1 tablet (8 mg) diminum 3 x sehari (setiap 8 jam)
    – Anak : Di atas 10 tahun : 1 tablet (8 mg) diminum 3 kali sehari (setiap 8 jam). 5-10 tahun : ½ tablet (4 mg) diminum 2 kali sehari (setiap 8 jam)

3. Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat

  • Kegunaan obat : mengencerkan lendir saluran napas
  • Hal yang harus diperhatikan :
    – Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2 tahun.
    – Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak lambung.
    – Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi ibu hamil.
  • Efek samping : rasa mual, diare, kembung ringan.

4. Obat Batuk Hitam (OBH)

  • Dosis :
    – Dewasa : 1 sendok makan (15 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)
    – Anak : 1 sendok teh (5 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam).

Obat Penekan Batuk (Antitusif)

1. Dekstrometorfan HBr (DMP HBr)

  • Kegunaan obat : penekan batuk cukup kuat kecuali untuk batuk akut yang berat
  • Hal yang harus diperhatikan :
    – Hati-hati atau minta saran dokter untuk penderita hepatitis
    – Jangan minum obat ini bersamaan obat penekan susunan syaraf pusat
    – Tidak digunakan untuk menghambat keluarnya dahak
  • Efek samping :
    – Efek samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti mual dan pusing
    – Dosis terlalu besar dapat menimbulkan depresi pernapasan
  • Aturan pemakaian :
    – Dewasa : 10-20 mg setiap 8 jam
    – Anak : 5-10 mg setiap 8 jam Bayi : 2,5-5 mg setiap 8 jam

2. Difenhidramin HCI

  • Kegunaan obat : Penekan batuk dan mempunyai efek antihistamin (antialergi)
  • Hal yang harus diperhatikan :
    – Karena menyebabkan kantuk, jangan mengoperasikan mesin selama meminum obat ini
    – Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita asma, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi/anak.
  • Efek samping : pengaruh pada kardiovaskular dan SSP seperti sedasi, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan darah, gangguan saluran cerna, reaksi alergi, efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur dan gangguan saluran cerna, palpitasi dan aritmia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, reaksi fotosensitivitas, efek ekstrapiramidal, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, berkeringat dingin, mialgia, paraestesia, kelainan darah, disfungsi hepar, dan rambut rontok.
  • Aturan pemakaian :
    – Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 Jam
    – Anak : 1/2 tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam

Swamedikasi Flu

Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Orang dengan daya tahan tubuh yang tinggi biasanya sembuh sendiri tanpa obat. Pada anak-anak, lanjut usia dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah lebih cenderung menderita komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder.

Flu ditularkan melalui percikan udara pada saat batuk, bersin, dan tangan yang tidak dicuci setelah kontak dengan cairan hidung/mulut.

a. Gejala-gejala

  • Demam, sakit kepala, nyeri otot
  • Mata berair
  • Batuk, bersin, hidung berair
  • Sakit tenggorokan

b. Hal yang dapat dilakukan

  • Istirahat yang cukup
  • Meningkatkan gizi makanan dengan protein dan kalori yang tinggi
  • Minum air yang banyak dan makan buah segar yang banyak mengandung vitamin
  • Minum obat flu untuk mengurangi gejaIa/keluhan
  • Periksa ke dokter bila gejala menetap sampai lebih dari 3 hari

c. Obat yang dapat digunakan

1. Antihistamin

Antihistamin dapat menghambat kerja histamin yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi. Obat yang tergolong antihistamin antara lain: Klorfeniramin maleat/klorfenon/CTM, Difenhidramin HCl.

  • Kegunaan obat : Anti alergi
  • Hal yang harus diperhatikan :
    – Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
    – Hindari penggunaan bersama minuman beralkohol atau obat tidur
    – Hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat atau minta saran dokter
    – Jangan minum obat ini bila akan mengemudikan kendaraan dan menjalankan mesin
  • Efek samping : mengantuk, pusing, gangguan sekresi saluran napas Mual dan muntah (jarang)
  • Aturan pemakaian :
    – Klorfenon/klorfeniramin maleat (CTM)
    Dewasa : 1 tablet (2 mg) setiap 6-8 jam
    Anak : < 12 tahun ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam
    – Difenhidramin HCI
    Dewasa : 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam
    Anak : ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam.
Baca juga:  Amankah penggunaan HES (Hydroxyethyl Starch)?

2. Oksimetazolin (tetes hidung)

  • Kegunaan obat : mengurangi sekret hidung yang menyumbat
  • Hal yang harus diperhatikan:
    – Hindari dosis melebihi yang dianjurkan
    – Hati-hati sewaktu meneteskan ke hidung, dosis tepat dan masuknya ke lubang hidung harus tepat, jangan mengalir keluar atau tertahan.
    – Tidak boleh digunakan lebih dari 7-10 hari
    – Segera minum setelah menggunakan obat, karena air dapat mengencerkan obat yang tertelan.
    – Ujung botol obat dibilas dengan air panas setiap kali dipakai.
  • Efek samping :
    – Merusak mukosa hidung karena hidung tersumbat makin parah
    – Rasa terbakar, kering, bersin, sakit kepala, sukar tidur, berdebar.
  • Kontra Indikasi. Obat tidak boleh digunakan pada:
    – Anak berumur di bawah 6 tahun, karena efek samping yang timbul lebih parah.
    – Ibu hamil muda.
  • Aturan pemakaian :
    – Dewasa dan anak diatas 6 tahun : 23 tetes/semprot oksimetazolin 0,05% setiap lubang hidung
    – Anak : 2-5 tahun : 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,025% setiap lubang hidung.
    – Obat digunakan pada pagi dan menjelang tidur malam, tidak boleh lebih dari 2 kali dalam 24 jam.

3. Dekongestan oral

Dekongestan mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Obat dekongestan oral antara lain: Fenilpropanolamin, Fenilefrin, Pseudoefedrin dan Efedrin.

Obat tersebut pada umumnya merupakan salah satu komponen dalam obat flu.

  • Kegunaan obat : Mengurangi hidung tersumbat
  • Hal yang harus diperhatikan : hati-hati pada penderita diabet juveni karena dapat meningkatkan kadar gula darah, penderita tiroid, hipertensi, gangguan jantung dan penderita yang menggunakan antidepresi. Mintalah saran dokter atau Apoteker.
  • Kontra Indikasi : obat tidak boleh digunakan pada penderita insomnia (sulit tidur), pusing, tremor, aritmia dan penderita yang menggunakan MAO (mono amin oksidase) inhibitor.
  • Efek samping :
    – Menaikkan tekanan darah
    – Aritmia terutama pada penderita penyakit jantung dan pembuluh darah.
  • Aturan pemakaian :
    – Fenilpropanolamina
    Dewasa : maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari
    Anak-anak 6-12 tahun : maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari
    – Fenilefrin
    Dewasa : 10 mg, 3 kali sehari
    Anak-anak 6 12 tahun : 5 mg, 3 kali sehari
    – Pseudoefedrin
    Dewasa : 60 mg, 3 4 kali sehari
    Anak-anak 2-5 tahun : 15 mg, 3 4 kali sehari 6-12 tahun : 30 mg, 3 4 kali sehan
    – Efedrin
    Dewasa : 25 30 mg, setiap 3 – 4 jam
    Anak-anak : sehari 3 mg/kg berat badan, dibagi dalam 4 – 6 dosis yang sama

4. Antitusif/ekspektoran (lihat bagian Batuk)

5. Antipiretik dan Analgesik (Obat penurun panas dan penghilang rasa nyeri, lihat bagian demam)

Swamedikasi Demam

Demam bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanyalah merupakan gejala dari suatu penyakit. Suhu tubuh normal adalah 37° C. Apabila suhu tubuh lebih dari 37,2° C pada pagi hari dan lebih dari 37,7° C pada sore hari berarti demam.

Kenaikan suhu 38° C pada anak di bawah lima tahun dapat menimbulkan kejang dengan gejala antara lain: tangan dan kaki kejang, mata melihat ke atas, gigi dan mulut tertutup rapat, serta penurunan kesadaran. Keadaan demikian segera ke dokter.

a. Gejala-gejala

  • Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedang tangan dan kaki dingin
  • Mungkin merasa kedinginan dan menggigil bila suhu meningkat dengan cepat

b. Hal yang dapat dilakukan

  • Istirahat yang cukup.
  • Minum air yang banyak.
  • Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang
  • Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
  • Kompres dengan air hangat
  • Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (di atas 38°C), terutama pada anak-anak.

Petunjuk penggunaan termometer :

  • Kocok termometer sebelum mengukur sampai air raksa turun di bawah tanda 35° C
  • Termometer ditaruh di bawah lidah selama 1 menit atau di bawah lipatan lengan (ketiak) selama 4 menit pada orang dewasa dan anak-anak. Suhu normal di bawah lipatan lengan (ketiak) adalah 36,5° C. Untuk mendapatkan suhu yang setara dengan suhu mulut, tambahkan 0,5° C pada suhu yang terbaca. Cuci termometer sebelum dan sesudah dipakai.

Kapan harus ke dokter?

  • Bila seorang bayi menderita panas
  • Bila demam lebih dari 39° C (pada anak-anak 38.5° C) dan tidak bisa turun dengan parasetamol atau kompres.
  • Bila demam tidak berkurang setelah 2 hari
  • Bila demam disertai dengan kaku leher
  • Bila disertai gejala-gejala Iain yang berkaitan dengan demam seperti : ruam kulit, sakit tenggorokan berat, batuk dengan dahak berwarna hijau, sakit telinga, sakit perut, diare, sakit bila buang air kecil atau terlalu sering buang air kecil, bintik-bintik merah pada kulit, kejang, pingsan
  • Bila terjadi demam setelah melahirkan atau keguguran

c. Obat yang dapat digunakan

Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keluhan demam yaitu:

1. ParasetamoI/Asetaminofen

  • Kegunaan obat : menurunkan demam, mengurangi rasa sakit
  • Hal yang harus diperhatikan
    – Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal.
    – Sebaiknya diminum setelah makan
    – Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis.
    – Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko gangguan fungsi hati.
    – Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal.
  • Kontra Indikasi. Obat demam tidak boleh digunakan pada :
    – Penderita gangguan fungsi hati
    – Penderita yang alergi terhadap obat ini
    – Pecandu alkohol
  • Bentuk sediaan
    – Tablet 100 mg
    – Tablet 500 mg
    – Sirup 120 mg/5ml
  • Aturan pemakaian
    – Dewasa : 1 tablet (500 mg) 3 – 4 kali sehari, (setiap 4 6 jam)
    – Anak :
    0 – 1 tahun : ½ – 1 sendok teh sirup, 3-4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
    1 – 5 tahun : 1 – 1½ sendok teh sirup, 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
    6 – 12 tahun : ½ – 1 tablet (250-500 mg), 3 – 4 kali sehari (setiap 4 – 6 jam)
Baca juga:  Berorganisasi ala Mahasiswa Farmasi

2. Asetosal (Aspirin)

  • Kegunaan obat : Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang
  • Hal yang harus diperhatikan
    – Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung.
    – Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi
    – Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan lambung.
    – Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin, kumarin, antikoagulan, kortikosteroid, fluprofen, penisilin dan vitamin C.
  • Kontra Indikasi : Tidak boleh digunakan pada:
    – Penderita alergi termasuk asma
    – Tukak Iambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit
    – Penderita hemofillia dan trombositopenia
  • Efek samping :
    – Nyeri lambung, mual, muntah
    – Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung
  • Bentuk sediaan :
    – Tablet 100 mg
    – Tablet 500 mg
  • Aturan pemakaian :
    – Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari)
    – Anak : 2 – 3 tahun : ½ – 1½ tablet 100 mg, setiap 4 jam
    – 4 – 5 tahun : 1½ – 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam
    – 6 – 8 tahun : ½ – ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam
    – 9 – 11 tahun : ¾ – 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam
    – 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam

3. Ibuprofen (Lihat bagian Nyeri)

Swamedikasi Nyeri

Nyeri merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi dan kejang otot.

Contoh : nyeri karena sakit kepala, nyeri haid, nyeri otot, nyeri karena sakit gigi, dan lain-Iain. Obat nyeri adalah obat yang mengurangi nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

a. Penyebab

Rasa nyeri disebabkan oleh rangsangan pada ujung syaraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan antara lain :

  • Trauma, misalnya karena benda tajam, benda tumpul, bahan kimia, dan lain-Iain.
  • Proses infeksi atau peradangan

b. Hal yang harus diperhatikan

  • Gunakan obat dengan dosis tepat
  • Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma dan bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker
  • Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik, kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk dokter.
  • Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna.

c. Kontra indikasi

Obat tidak boleh digunakan pada :

  • Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif
  • Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen
  • Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk tonjolan pada hidung)
  • Kehamilan tiga bulan terakhir

d. Efek samping

  • Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare, konstipasi (sembelit/susah buang air besar), nyeri lambung sampai pendarahan. Ruam kulit, bronkhospasmus, trombositopenia
  • Penurunan ketajaman penglihatan dan sembuh bila obat dihentikan
  • Gangguan fungsi hati
  • Reaksi alergi dengan atau tanpa syok anafilaksi
  • Anemia kekurangan zat besi

e. Bentuk sediaan

  • Tablet 200 mg
  • Tablet 400 mg

f. Aturan pemakaian

  • Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 – 4 kali sehari, diminum setelah makan
  • Anak : 1 – 2 tahun : ¼ tablet 200 mg, 3 – 4 kali sehari
  • 3 – 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari
  • 8 – 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 – 4 kali sehari tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg.

2. Asetosal (Aspirin) (lihat bagian Demam)

3. Parasetamol (lihat bagian Demam)

Catatan :

  • Ibuprofen memiliki efek terapi antiradang lebih tinggi dibandingkan dengan efek anti demamnya.
  • Asetosal dan Parasetamol efek terapi anti demamnya lebih tinggi dibandingkan efek antinyeri dan anti radangnya.

Swamedikasi Sakit Mag

Sakit maag adalah peningkatan produksi asam Iambung sehingga terjadi iritasi Iambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa rasa nyeri atau pedih pada ulu hati meskipun baru saja selesai makan.

Namun kalau rasa pedih hanya terjadi sebelum makan atau di waktu lapar dan hilang setelah makan, biasanya karena produksi asam lambung berlebihan dan belum menderita sakit maag.

Penyakit maag akut umumnya lebih mudah ditangani daripada maag kronis. Pada maag akut biasanya belum ada gejala kerusakan yang jelas pada dinding lambung; mungkin hanya disebabkan oleh berlebihnya produksi asam lambung sesaat atau akibat makanan yang merangsang terlalu banyak.

Sedangkan pada maag kronis penderita bisa mengalami pembengkakan atau radang pada dinding lambung, luka sampai perdarahan.

a. Gejala-gejala

Nyeri serta rasa panas pada ulu hati dan dada, mual, kadang disertai muntah dan perut kembung.

b. Hal yang dapat dilakukan

  • Membiasakan hidup sehat dan makan secara teratur
  • Kambuhnya penyakit maag dapat dihindarkan dengan mengatur waktu makan. Sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
  • Minum obat sakit maag (antasida).

c. Obat yang dapat digunakan

Sakit maag pada awalnya diobati secara simtomatik dengan pemberian obat yang menetralisasi atau menghambat produksi asam lambung berlebihan (jenis antasida) atau obat penghambat produksi asam yang memperbaiki motilitas usus (sistem gerakan usus).

Apabila setelah dua minggu obat tidak memberikan reaksi yang berarti, dokter akan memeriksa dengan bantuan peralatan khusus seperti USG, endoskopi, dll.

Senyawa Aluminium hidroksida dan Magnesium hidroksida

  • Kegunaan obat : semua obat antasida mempunyai fungsi untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis, tukak usus dua belas jari, dengan gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh pada lambung.

Bentuk sediaan dan aturan pemakaian Contoh obat

  1. Tablet kombinasi yang mengandung:
    – Aluminium hidroksida 250 mg
    – Magnesium hidroksida 250 mg
    – Dimetilpoliksilosan 50 mg
    Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet, diminum 2 jam setelah makan atau sebelum tidur, dan saat gejala timbul.
  2. Tablet kombinasi yang mengandung:
    – Magnesium trisilikat 250 mg
    – Aluminium hidroksida 250 mg
    – Simetikon 50 mg
    Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam)
  3. Tablet kunyah yang mengandung:
    – Aluminium hidroksida 30 mg
    – Magnesium hidroksida 300 mg
    – Simetikon 30 mg
    Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam) dan sebelum tidur.
    Perhatian: Tablet harus dikunyah.
  4. Larutan yang mengandung:
    – Aluminium hidroksida 30 mg
    – Magnesium hidroksida 300 mg
    – Simetikon 30 mg
    Dosis : Dewasa : 1 – 2 sendok takar (5 ml), 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam) dan sebelum tidur
  5. Tablet kunyah yang mengandung:
    – Aluminium hidroksida 200 mg
    – Magnesium hidroksida 200 mg
    Dosis : Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari (setiap 6 – 8 jam).
    Perhatian : Tablet harus dikunyah
Baca juga:  Mengenal Gangguan Depresi, Diagnosa dan Terapinya

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

  • Antasida dalam bentuk cairan kental (suspensi) kerjanya lebih cepat dibandingkan bentuk tablet
  • Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan
  • Jangan digunakan bersama dengan obat lain
  • Beri jarak minimal 1 jam untuk minum obat yang lain
  • Antasida diminum 1 jam sebelum makan
  • Selama menggunakan antasida sebaiknya banyak minum air putih, tujuannya meminimalkan gangguan pada fungsi saluran pencernaan
  • Efek antasida merupakan jumlah efek dari masing-masing obat
  • Spesifikasi obat
  • Efek yang tidak diinginkan dari obat
  • Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan ginjal, tukak lambung, ibu hamil, menyusui dan anak-anak serta lanjut usia
  • Tidak dianjurkan bagi penderita yang diet garam natrium
  • Tidak dianjurkan bagi penderita alergi terhadap aluminium, kalsium, magnesium, simetikon, natrium bikarbonat dan bismuth
  • Tidak dianjurkan pemakaian lebih dari 2 minggu kecuali atas saran dokter. Hanya digunakan apabila telah diketahui bahwa gejala mual, nyeri lambung, rasa panas di ulu hati dan dada benar-benar sakit maag bukan penyakit lain.
  • Penggunaan terbaik adalah saat gejala timbul sewaktu lambung kosong dan menjelang tidur malam.
  • Antasida mengganggu absorbsi obatobat tertentu (misal antibiotik), bila diminum bersama harus diberi waktu 1 – 2 jam.
  • Bila setelah 2 – 3 hari gejala tetap ada, hendaknya segera menghubungi dokter.
  • Jangan digunakan lebih dari 4 gram sehari, karena dapat meningkatkan produksi asam lambung/efek yang tidak diinginkan
  • Bila dosis berlebihan dapat menimbulkan sembelit, wasir, perdarahan anus, feses padat, mual, muntah, kekurangan fosfat dan osteomalasia.

Swamedikasi Diare

Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam sehari, biasanya disertai sakit dan kejang perut.

Jenis-jenis diare antara lain :

  • Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang demam dan muntah, berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.
  • Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
  • Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lendir

Diare yang hanya sekali-sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh sendiri. Tetapi diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Dehidrasi adalah suatu keadaan dimana tubuh kekurangan cairan tubuh yang dapat berakibat kematian, terutama pada anak/bayi jika tidak segera diatasi.

Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur 5 tahun. Pada kasus yang jarang, diare yang terus-menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, cholera atau kanker usus.

a. Gejala-gejala

  • Frekuensi buang air besar melebihi norma, kotoran encer, cair
  • Sakit / kejang perut, pada beberapa kasus
  • Demam dan muntah, pada beberapakasus

Gejala pada anak :

  • Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat haus, kulit kering
  • Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering, malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering

b. Hal yang dapat dilakukan

  • Minum banyak cairan (air, sari buah, sup bening). Hindari alkohol, kopi/teh, susu. Teruskan pemberian air susu ibu pada bayi, tetapi pada pemberian susu pengganti ASI encerkan sampai dua kali.
  • Hindari makanan padat atau makanlah makanan yang tidak berasa (bubur, roti, pisang) selama 1 – 2 hari.
  • Minum cairan rehidrasi oraI-oralit/Iarutan gula garam
  • Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan (diare karena infeksi bakteri/virus bisa menular).
  • Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoak dan tikus.
  • Simpanlah secara terpisah makanan mentah dan yang matang, simpanlah sisa makanan di dalam kulkas.
  • Gunakan air bersih untuk memasak
  • Air minum harus direbus terlebih dahulu
  • Buang air besar pada jamban
  • Jaga kebersihan lingkungan
  • Bila diare berlanjut Iebih dari dua hari, bila terjadi dehidrasi, kotoran berdarah, atau terus-menerus kejang perut periksakan ke dokter (diare pada anak-anak/bayi sebaiknya segera dibawa ke dokter)

C. Obat yang dapat digunakan

Obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare adalah oralit untuk mencegah kekurangan cairan tubuh

1. Oralit

  • Kegunaan obat :
    – Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang keluar bersama tinja.
    – Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium dan kalium
  • Aturan pemakaian
    Aturan pemakaian pada bayi dan balita
    Aturan pemakaian oralit pada bayi dan balita

Berikan dengan sendok (untuk anak < 2 tahun) sedikit-sedikit terus menerus sampai habis. Bila muntah tunggu 10 menit, ulangi tetes demi tetes agar anak tidak menolak. Jika tidak tersedia oralit dapat dibuat larutan sendiri dengan mencampur :

Gula 40 gram (1 sendok makan) + garam 3,5 g (1 sendok teh) dilarutkan dalam 1 liter (5 gelas) air mendidih yang telah didinginkan.

2. Adsorben dan obat pembentuk massa

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Norit (karbo adsorben), kombinasi Kaolin-Pektin dan attapulgit.

  • Kegunaan obat :
    – Mengurangi frekuensi buang air besar
    – Memadatkan tinja
    – Menyerap racun pada penderita diare
  • Hal yang harus diperhatikan :
    – Obat bukan sebagai pengganti oralit
    – Penderita harus minum oralit
    – Tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun
  • Bentuk sediaan :
    – Tablet Norit 250 mg.
    – Kombinasi kaolin Pektin dan Attapulgit
  • Aturan pakai :
    – Tablet Norit 250 mg Dewasa : 3 – 4 tablet (750 – 1000 mg), 3 kali sehari (setiap 8 jam)
    – Kombinasi kaolin Pektin dan Attapulgit (Setiap tablet mengandung 600 mg atapulgit)
    – Dewasa dan anak > 12 tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 12 tablet selama 24 jam.
    – Anak-anak 6 12 tahun : 1 tablet setiap habis buang air besar, maksimal 6 tablet selama 24 jam.

Tinggalkan komentar