Bekerja Atau Melanjutkan Kuliah (plus Tips Dapat Kerja dan Beasiswa Luar Negeri)

Pertanyaan yang sering muncul saat kita membahas jurusan dalam perkuliahan adalah bagaimana masa depan dari lulusan-lulusannya? Apakah para lulusannya memiliki kehidupan pasca kampus yang baik, karier yang bagus, atau penghasilan yang besar.

Pada beberapa orang, hal ini menjadi tolak ukur apakah suatu jurusan bagus atau tidak.

Bekerja atau Melanjutkan Kuliah

Setelah lulus kuliah, maka kamu dihadapkan dengan berbagai pilihan kegiatan pasca kampus. Beberapa di antaranya adalah bekerja atau melanjutkan kuliah/sekolah. Tentu pilihan ini berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Rencana masa depan seseorang dengan orang lain pastilah berbeda.

Saat kamu sebagai fresh graduate yang akan melamar pekerjaan, biasanya ada ketakutan yang cukup besar jika tidak mendapatkan pekerjaan untuk beberapa waktu yang lama setelah wisuda atau jika ditolak oleh banyak perusahaan. Tentu hal ini juga menghinggapi alumni farmasi.

Meskipun saat memilih untuk bekerja, kamu akan mendapati bahwa lapangan kerja bagi seorang apoteker begitu luas. Kamu dapat memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang keilmuan yang kamu pelajari saat kuliah.

Jika kamu mengambil Sains dan Teknologi Farmasi, maka industri tentu menjadi lapangan pekerjaan yang lebih sesuai dengan kamu. Jika latar belakang kamu adalah Farmasi Klinik dan Komunitas, maka sektor pelayanan farmasi menjadi lapangan yang sesuai bagi kamu untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh.

Tips Sukses Mendapatkan Pekerjaan

Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk sukses dalam mendapatkan pekerjaan, yaitu sebagai berikut:

1. Hadiri acara job fair

Job fair yang biasanya diadakan oleh universitas untuk memfasilitasi para alumninya mendapatkan pekerjaan. Dengan menghadiri job fair, setidaknya kamu dapat melihat secara lebih dekat mengenai perusahaan/instansi yang kamu minati.

Kamu dapat bertanya secara langsung mengenai apa yang ingin kamu ketahui tentang instansi tersebut. Instansi yang mengikuti acara job fair biasanya memang menyediakan rekrutmen pegawai baru, sehingga kamu dapat langsung mengajukan lamaran saat itu juga. Ini akan mempersingkat sampainya CV kamu kepada instansi tersebut, bukan?

Baca juga:  Permainan Tenis Meja: Sejarah, Aturan, & Teknik Dasar Permainan

2. Kunjungi Career Center/Job Placement Center di kampusmu

Umumnya Career Center sebuah universitas menyediakan layanan konsultasi mengenai pekerjaan atau segala sesuatu yang dibutuhkan alumni, terutama bagi fresh graduate untuk memperoleh pekerjaan.

3. Cari pekerjaan melalui online recruitment

Saat ini kamu dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia.

Bahkan kamu dapat mengunjungi situs instansi yang kamu minati untuk mengetahui apakah saat ini instansi tersebut sedang membuka pendaftaran untuk karyawan baru atau tidak.

4. Perluas koneksi

Coba tanyakan pada teman-temanmu yang berusia sekitar lima tahun di atasmu, kebanyakan akan mengatakan bahwa mereka dapat pekerjaan dari teman, kenalan,saudara, dan sebagainya.

Memang tidak menutup kemungkinan kamu mendapat pekerjaan dari iklan atau job fair, namun banyaknya koneksi akan semakin memuluskan jalan kamu untuk mendapatkan pekerjaan, karena biasanya mereka yang tahu info lowongan pekerjaan sebelum disebarkan di iklan atau job fair.

5. Percaya diri

Sebagus apapun nilai kamu, ketika wawancara dilakukan, maka nilai tertinggi adalah dari rasa percaya diri. Terlalu diam akan mengesankan kamu tidak percaya diri dan tidak dapat diandalkan, namun terlalu percaya diri akan membuat tampak angkuh dan sulit mengikuti peraturan.

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang cukup akan membuat ia mampu mengerjakan sesuatu dengan baik. Ia percaya bahwa ia mampu memberikan yang terbaik dan melewati tantangan yang ada dalam setiap pekerjaan.

6. Perhatikan tingkah laku

Perusahaan tidak hanya menilai hasil tes atau kinerja kamu, tetapi juga tingkah laku kamu saat berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat dinilai saat kamu mengikuti tes wawancara oleh pihak penyedia pekerjaan.

Terkadang, seseorang dengan nilai akademis yang bagus atau hasil tes yang memuaskan mengalami kegagalan untuk mendapatkan pekerjaan, karena sikap yang ditunjukkan kurang baik.

Baca juga:  Ukuran Lapangan Tenis Meja Standar Nasional dan Internasional

7. Optimalkan akun media sosial

Di zaman yang serba online seperti saat ini, optimasi media sosial atau akun yang kamu miliki untuk meningkatkan daya tawar kamu adalah sesuatu yang harus kamu lakukan.

Bagaimana jika kamu ingin melanjutkan kuliah setelah lulus? Tentu saja bisa. Apalagi untuk mereka yang memiliki rencana untuk menjadi dosen kelak, maka melanjutkan sekolah adalah pilihan yang tepat.

Kamu dapat memilih untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan sebelumnya, atau bahkan ke perguruan tinggi di luar negeri.

Beasiswa biasanya merupakan jalur yang sering dipilih oleh alumni S1 untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya, apalagi jika berniat melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Cara Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri

Di bawah ini akan dipaparkan bagaimana cara mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

1. Cari tahu mengenai beasiswa yang kamu inginkan

Saat kamu ingin melanjutkan pendidikan kamu di luar negeri, tentu pertanyaan pertama yang muncul adalah akan melanjutkan pendidikan di jurusan apa? Jika kamu ingin mendalami ilmu farmasi yang sudah kamu peroleh, biasanya kamu akan mengambil jurusan yang linear dengan jurusan sebelumnya.

Pemilihan jurusan ini tergantung minat kamu, bisa juga merujuk pada topik tugas akhir yang telah kamu susun. Universitas di luar negeri yang menyediakan beasiswa untuk jurusan Farmasi sangat banyak. Di sanalah kamu perlu menggali sebanyak-banyaknya informasi dari berbagai sumber.

2. Mulailah pencarian beasiswa sedini mungkin

Biasanya pihak pemberi beasiswa menetapkan syarat tertentu seperti ujian bahasa atau tes masuk universitas, di mana kamu perlu menyiapkan diri sebelumnya.

Semakin awal kamu memperoleh informasi ini, semakin banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Untuk mendapatkan beasiswa, kamu memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Baca juga:  Permainan Congklak, Mainan Tradisional Asli Nusantara yang Mendidik

3. Menulis personal statement

Kamu akan diminta untuk menulis personal statement untuk disertakan dengan formulir pendaftaran. Personal statement adalah pernyataan tertulis tentang alasan mengapa seseorang berhak mendapatkan sebuah beasiswa.

Dalam personal statement berupa karangan yang pada umumnya sejumlah 1000 kata ini harus dapat memberikan informasi yaitu kontribusi yang bisa kamu berikan kepada institusi penyandang beasiswa/universitas tersebut serta dampak positif yang dapat diberikan untuk negara kamu.

Untuk dapat menulis personal statement ini, kamu perlu mengetahui potensi yang kamu miliki.

4. Tulis CV yang menarik

Seseorang dapat dikenali melalui Curriculum Vitae (CV) yang ia tulisi CV dapat menggambarkan bagaimana pengalaman dan skill seseorang.

CV yang bagus akan menjadi poin penting dalam penilaian untuk memperoleh beasiswa. Seseorang yang memiliki banyak pengalaman dan prestasi tentunya lebih diprioritaskan untuk mendapat beasiswa.

5. Persiapkan diri untuk tes wawancara

Salah satu tahap dalam mengajukan beasiswa adalah tes wawancara yang dilakukan oleh pihak pemberi beasiswa. Tes wawancara ini juga penting, oleh karena itu kamu harus mempersiapkan tes wawancara dengan sebaik-baiknya.

Siapkan diri setenang dan senyaman mungkin. Persiapan lainnya adalah kemampuan bahasa Inggris atau bahasa asing yang digunakan selama wawancara.

6. Sabar dan pantang menyerah

Seperti kamu ketahui, proses pengajuan beasiswa memiliki beberapa tahap yang cukup panjang. Dibutuhkan kesabaran dalam menjalaninya. Ketika kamu mengajukan beasiswa, belum tentu kamu segera mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kamu harapkan.

Adakalanya kamu tidak lolos seleksi beasiswa. Coba lagi dan coba lagi. Terkadang kamu membutuhkan beberapa kali kegagalan untuk mencapai keberhasilan.

Tinggalkan komentar